Dalam upaya membangun sinergi yang lebih baik antara manajemen dan serikat pekerja, konsep hubungan industrial Pancasila menjadi sorotan. Forum Komunikasi Serikat Pekerja/Serikat Karyawan Badan Usaha Milik Negara (FORKOM SP/SEKAR BUMN) mengusulkan penerapan prinsip ini dalam pemilihan calon Direksi PT Pegadaian. Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer mendukung ide tersebut karena diyakini dapat menciptakan kemitraan yang harmonis di lingkungan kerja.
Di ibu kota Jakarta, pembahasan tentang pentingnya konsep hubungan industrial Pancasila terjadi pada pertengahan bulan April 2025. Wamenaker Immanuel Ebenezer menyampaikan bahwa pengertian akan konsep ini oleh anggota direksi perusahaan sangat berperan dalam membentuk dinamika positif antara pimpinan dan buruh. Menurut Noel, seorang mantan aktivis tahun 98, kolaborasi yang baik antara kedua belah pihak merupakan salah satu faktor utama keberhasilan suatu organisasi. "Dengan adanya hubungan yang solid, motivasi dan potensi sumber daya manusia bisa dioptimalkan," katanya saat acara diskusi Selasa lalu.
Meskipun demikian, Noel menekankan bahwa proses penunjukan direksi tetap harus memenuhi standar kompetensi dan persyaratan lainnya. Ia juga meminta agar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) menjadikan kinerja perusahaan sebagai prioritas dalam menentukan kepemimpinan baru.
Koordinator FORKOM SEKAR BUMN, M Abrar Ali, menambahkan bahwa calon direksi harus mampu mempraktikkan hubungan industrial secara dinamis dan inklusif. Menurut Abrar, lingkungan kerja yang nyaman akan memicu kontribusi maksimal dari seluruh staf. "Pemahaman akan konsep ini adalah fondasi bagi kemajuan bersama," ujar Abrar pada Senin pagi.
Selain itu, harapan besar disampaikan oleh para pemangku kepentingan agar PT Pegadaian terus berkembang menjadi badan usaha milik negara yang unggul serta mampu bersaing di kancah internasional.
Dari sudut pandang jurnalis maupun pembaca, inspirasi dari artikel ini adalah pentingnya kolaborasi dan dialog terbuka antara manajemen dan tenaga kerja dalam menciptakan atmosfer kerja yang kondusif. Melalui pendekatan seperti hubungan industrial Pancasila, tidak hanya performa perusahaan yang meningkat, tetapi juga rasa memiliki dan loyalitas karyawan terhadap institusi tempat mereka bekerja. Ini adalah langkah awal untuk membangun budaya kerja yang berkelanjutan dan inovatif.