Gaya Hidup
Kepergian Ray Sahetapy: Perjalanan Panjang dan Warisan Abadi
2025-04-03

Aktor legendaris Indonesia, Ray Sahetapy, meninggal dunia pada usia 68 tahun di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta. Berita duka ini pertama kali diumumkan oleh putranya, Surya Sahetapy, melalui media sosial. Selama beberapa tahun terakhir, Ray berjuang melawan serangkaian penyakit yang memengaruhi kesehatannya. Mulai dari diabetes hingga stroke dan masalah paru-paru, kondisi tersebut akhirnya mengambil alih kehidupannya. Meskipun ada harapan pemulihan sementara, perjuangan panjangnya berakhir dengan napas terakhirnya di ICU. Wasiat untuk dimakamkan di Sulawesi juga menjadi sorotan keluarga besar, meskipun keputusan akhir tetap berada di Tanah Kusir, Jakarta.

Sepanjang hidupnya, Ray Sahetapy dikenal sebagai salah satu aktor paling berpengaruh dalam industri perfilman Indonesia. Karier empat dekadenya dipenuhi dengan berbagai penampilan ikonik yang membawa puluhan penghargaan dan nominasi bergengsi. Sejak didiagnosis menderita diabetes pada tahun 2017, kesehatan Ray mulai menurun secara bertahap. Pada pertengahan 2023, ia mengalami stroke yang membuat aktivitasnya semakin terbatas. Masalah baru muncul ketika paru-parunya mulai bermasalah, menyebabkan sesak napas yang berulang kali dirawat di rumah sakit.

Pada awal Maret 2025, kondisi Ray sempat stabil setelah mendapatkan perawatan intensif di RS Persahabatan. Namun, situasi tersebut tidak berlangsung lama. Saat dipindahkan ke RSCM dan kemudian RSPAD Gatot Soebroto, kondisinya kembali memburuk. Dalam beberapa hari terakhirnya, Ray dua kali mengalami sesak napas parah yang memaksa tim medis memasukkannya ke unit perawatan intensif (ICU). Pada malam hari, tekanan darah dan hemoglobin-nya turun drastis, sehingga tak dapat diselamatkan.

Berita duka ini juga membawa cerita tentang wasiat Ray untuk dimakamkan di Sulawesi, tempat makam keluarga besar Sahetapy Nelwan berada. Sebagai gabungan keturunan Manado dan Ambon, Ray memiliki ikatan kuat dengan daerah tersebut. Namun, anak-anaknya, termasuk Surya Sahetapy, memilih untuk menguburnya di Tanah Kusir, Jakarta, demi mempermudah akses bagi keluarga dan penggemarnya. Keputusan ini tetap menghormati kemungkinan pemindahan makam di masa mendatang.

Kehilangan Ray Sahetapy adalah kerugian besar bagi dunia seni peran di Indonesia. Meskipun nama Ray sempat mencuri perhatian internasional lewat film "Captain America: Civil War" (2016), ia tetap dikenang sebagai tokoh utama dalam perfilman tanah air. Tujuh nominasi Piala Citra Festival Film Indonesia menjadi bukti kontribusi luar biasanya selama lebih dari empat dekade. Warisan Ray akan terus menginspirasi generasi penerus dalam dunia seni dan budaya Indonesia.

more stories
See more