PT PLN Energi Primer (PLN EPI) telah berhasil mengirimkan 350 ton cangkang sawit melalui laut untuk mendukung program cofiring biomassa di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tidore. Program ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah dengan nilai tambah dan memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat setempat. Kolaborasi strategis antara PLN EPI dan PT Bumi Indawa Niaga (BIN) juga menjadi langkah penting dalam pencapaian target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun 2025.
Program ini tidak hanya berfokus pada pengiriman biomassa, tetapi juga menangani tantangan logistik seperti lokasi kepulauan serta fluktuasi pasokan akibat cuaca. Solusi yang diambil adalah penerapan sistem joint cargo transportation untuk memaksimalkan efisiensi transportasi laut.
Program cofiring di PLTU Tidore merupakan inisiatif strategis yang menggabungkan limbah pertanian menjadi sumber energi alternatif. Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Firstantara, menjelaskan bahwa proyek ini bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan sumber daya lokal serta mendukung transisi ke energi bersih.
Setelah uji coba awal, cangkang sawit dipilih sebagai jenis biomassa utama karena ketersediaannya yang melimpah di wilayah tersebut. Melalui kolaborasi dengan BIN, PLN EPI dapat menyediakan suplai biomassa secara konsisten. Hal ini mencerminkan komitmen bersama untuk mengembangkan sistem energi berbasis lokal yang berkelanjutan. Dengan adanya program ini, PLN berharap dapat berkontribusi signifikan terhadap pencapaian target EBT nasional.
Secara lebih rinci, proses pemilihan cangkang sawit sebagai biomassa dilakukan setelah serangkaian analisis teknis dan operasional. Hasilnya menunjukkan bahwa material ini memiliki potensi besar untuk menggantikan batubara dalam pembakaran bersama (cofiring). Selain itu, penggunaan cangkang sawit membantu mengurangi emisi karbon secara signifikan dibandingkan dengan penggunaan bahan bakar fosil tradisional. Keberhasilan ini menunjukkan bagaimana limbah industri kelapa sawit dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan energi dan lingkungan.
Mengatasi tantangan geografis dan cuaca menjadi fokus utama dalam distribusi biomassa ke PLTU Tidore. Ketut Adi Laskito dari PT BIN menjelaskan bahwa pengiriman cangkang sawit melalui laut memerlukan pendekatan inovatif agar tetap efisien. Salah satu solusi yang diterapkan adalah metode tumpang atau joint cargo transportation.
Sistem ini memungkinkan kapal pengangkut cangkang sawit juga membawa komoditas lain seperti palm kernel menuju Jawa Timur. Pendekatan ini tidak hanya menghemat biaya tetapi juga meningkatkan kapasitas pengiriman secara keseluruhan. Meskipun demikian, fluktuasi produksi cangkang sawit akibat kondisi cuaca tetap menjadi kendala yang harus diatasi.
Untuk jangka panjang, BIN berencana untuk meningkatkan kapasitas pasokan biomassa sesuai dengan kebutuhan PLTU Tidore yang semakin meningkat. Apabila permintaan terus berkembang, perusahaan tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan dedicated shipping sebagai alternatif solusi logistik. Langkah ini akan memastikan stabilitas pasokan biomassa sehingga program cofiring dapat berjalan tanpa hambatan. Keseluruhan upaya ini menunjukkan komitmen kuat dari kedua belah pihak untuk mendukung transformasi energi di Indonesia.