Gaya Hidup
Putri Semarang yang Menjadi Ibu Negara China
2025-05-13

Seorang wanita kelahiran Semarang, Oei Hui-lan, telah menorehkan sejarah sebagai istri pejabat tinggi di China dan bahkan menjadi ibu negara sementara. Dengan latar belakang keluarga pengusaha gula kaya raya, hidupnya penuh kemewahan hingga akhirnya mengenal Wellington Koo, seorang diplomat terkemuka dari China. Setelah pernikahan mereka, Oei mendampingi suaminya dalam berbagai peran penting sampai akhirnya mencapai puncak karier politiknya di Republik China.

Berkat kehidupan sosial yang luas dan jaringan pertemanannya, Oei tidak hanya dikenal sebagai First Lady tetapi juga sebagai figur yang aktif mendukung diplomasi global. Meskipun hubungan dengan Wellington Koo berakhir pada tahun 1958, Oei melanjutkan hidupnya di New York dan mempertahankan ikatan emosionalnya dengan Indonesia melalui berbagai usaha bisnis, meski sering kali gagal.

Kehidupan Mewah Sejak Kecil

Oei Hui-lan dilahirkan di tengah keluarga yang sangat makmur berkat usaha gula milik ayahnya, Oei Tiong Ham. Sejak kecil, ia hidup dalam kemewahan tanpa batas, dengan rumah seluas 80 hektar yang dilengkapi fasilitas mewah seperti villa dan paviliun pribadi.

Pada masa remaja, setiap ulang tahunnya dirayakan dengan pesta spektakuler yang mengundang banyak tamu serta hiburan ternama. Ayahnya tidak segan-segan mengeluarkan biaya besar untuk memastikan momen-momen tersebut benar-benar istimewa. Selain itu, Oei tidak pernah kekurangan teman karena gaya hidupnya yang glamor dan jaringan pertemanan yang luas di berbagai penjuru dunia.

Gaya hidup mewah ini membentuk kepribadian Oei yang percaya diri dan elegan. Kemampuan sosialnya berkembang pesat, sehingga ketika ia berkenalan dengan keluarga kerajaan Inggris dan tokoh-tokoh internasional lainnya, ia mampu tampil dengan anggun dan menawan. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa ia berhasil menarik perhatian Wellington Koo, seorang diplomat terkenal dari China.

Jalur Menuju Istana China

Pertemuan antara Oei Hui-lan dan Wellington Koo di London pada awal 1920-an mengubah jalur hidupnya sepenuhnya. Saat itu, Oei tinggal bersama ibunya di London setelah hubungan ayahnya retak. Sementara itu, Koo adalah seorang diplomat senior yang memiliki peran penting dalam pembentukan Liga Bangsa-Bangsa dan strategi diplomasi China.

Pernikahan mereka pada tahun 1921 membawa Oei ke panggung internasional. Setahun kemudian, Koo naik jabatan menjadi Menteri Luar Negeri dan Menteri Keuangan China, menjadikan Oei sebagai pendamping pejabat penting. Pada tahun 1926, setelah meninggalnya Presiden Sun Yat Sen, Koo diangkat sebagai pelaksana tugas Presiden, membuat Oei secara resmi menjadi ibu negara sementara.

Selama masa jabatannya, Oei mendampingi suaminya dalam berbagai misi diplomasi di seluruh dunia. Dia tidak hanya berperan sebagai simbol negara tetapi juga sebagai pendukung utama dalam misi internasional. Setelah pensiun dari politik pada tahun 1927, pasangan ini melanjutkan hidup di berbagai lokasi, termasuk Shanghai, Paris, dan London. Hubungan mereka berakhir pada tahun 1958, namun Oei tetap menjaga hubungan erat dengan Indonesia melalui upaya bisnisnya hingga akhir hayatnya pada tahun 1992.

more stories
See more