Pasar modal di Indonesia menghadapi berbagai tantangan akibat ketidakpastian ekonomi global. Faktor-faktor seperti perang harga, konflik antara Ukraina dan Rusia, serta dinamika geopolitik Timur Tengah menjadi perhatian investor internasional. Selain itu, kebijakan The Fed terkait suku bunga dan arus modal asing juga mempengaruhi performa IHSG. Meskipun situasi ini menimbulkan kekhawatiran, ada harapan bahwa perekonomian domestik tetap stabil.
Menurut CIO BRI Manajemen Investasi, Herman Tjahjadi, ketidakpastian perdagangan global telah mencapai level yang lebih tinggi dibandingkan tahun 2020. Namun, kondisi psikologis pelaku pasar tetap memungkinkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan dukungan program pemerintah dan langkah strategis dari perusahaan-perusahaan yang memiliki fundamental kuat.
Kondisi geopolitik dan ketegangan perdagangan global telah menyebabkan ketidakstabilan pasar modal di Tanah Air. Konflik besar seperti perang antara Ukraina dan Rusia serta potensi eskalasi di wilayah Timur Tengah menambah rasa cemas para investor. Situasi ini diperparah oleh meningkatnya ketidakpastian perdagangan, yang kini bahkan melampaui level yang dialami selama pandemi.
Dalam konteks tersebut, kebijakan moneter The Fed menjadi elemen penting dalam meredam gejolak pasar. Penurunan suku bunga oleh bank sentral AS dapat membantu mengurangi kepanikan investor global. Namun, dampak dari ketegangan geopolitik masih dirasakan, salah satunya adalah aliran modal asing yang keluar dari Indonesia. Hal ini membuat IHSG sempat mengalami penurunan signifikan sebelum perusahaan-perusahaan dengan fundamental kuat melakukan buyback saham sebagai respons terhadap situasi tersebut. Emas pun menjadi alternatif investasi yang aman di tengah ketidakpastian ini.
Meskipun adanya tantangan global, perekonomian Indonesia tetap menunjukkan potensi positif untuk tumbuh. Aktivitas ekonomi domestik diprediksi akan berlanjut dengan baik, didukung oleh keyakinan bahwa pemerintah mampu menjalankan program-program strategis secara efektif. Kondisi psikologis pelaku pasar juga mulai membaik, meskipun masih terdapat beberapa faktor risiko yang harus diwaspadai.
Herman Tjahjadi menekankan pentingnya memberikan kesempatan bagi pemerintah untuk melaksanakan rencana-rencana pembangunan jangka panjang. Dengan pendekatan yang tepat, pasar modal Indonesia diperkirakan akan terus berkembang meskipun dihadapkan pada tantangan global. Perusahaan-perusahaan dengan fundamental yang kuat diharapkan dapat mempertahankan posisinya di pasar melalui langkah-langkah strategis seperti buyback saham. Ini menunjukkan bahwa optimisme terhadap masa depan ekonomi nasional masih sangat kuat, meskipun situasi global saat ini cukup dinamis.