Sebuah bencana alam besar telah melanda Myanmar dan Thailand, dengan gempa berkekuatan 7,7 skala Richter yang menewaskan lebih dari 1.600 jiwa dan melukai ribuan lainnya. Kota Mandalay menjadi salah satu daerah yang paling terdampak karena lokasinya yang dekat dengan episentrum. Selain korban jiwa, infrastruktur penting seperti jalan tol, jembatan, serta gedung-gedung mengalami kerusakan parah, menghambat operasi kemanusiaan dan penyelamatan.
Di malam yang suram, warga Mandalay dan sekitarnya dipaksa untuk tidur di luar rumah mereka akibat ketakutan akan sisa-sisa gempa susulan. Tony Cheng dari Al Jazeera melaporkan bahwa suasana menjadi sangat tegang di ibu kota Naypyidaw, di mana para pengungsi memilih taman-taman sebagai tempat berlindung daripada kembali ke bangunan yang sudah rusak. Situasi ini diperparah oleh gempa susulan yang masih dirasakan hingga pagi hari, meskipun intensitasnya lebih rendah.
Kerusakan pada infrastruktur utama, termasuk jalan raya Yangon-Nay Pyi Taw-Mandalay, membuat kendaraan umum seperti bus tidak dapat beroperasi. Jembatan-jembatan yang runtuh juga memutus akses logistik bagi tim kemanusiaan PBB, yang berusaha membawa bantuan kepada korban. Menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), tantangan logistik ini sangat mempersulit distribusi bantuan kepada wilayah-wilayah terdampak.
Myanmar saat ini sedang melakukan operasi pencarian dan penyelamatan secara masif, namun jumlah korban yang hilang masih mencapai 139 orang. Kerugian material dan dampak psikologis terhadap masyarakat setempat diperkirakan akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk pulih sepenuhnya.
Dari perspektif seorang jurnalis, bencana ini mengajarkan kita tentang pentingnya mitigasi risiko bencana dan perencanaan kota yang tangguh. Infrastruktur yang kuat bukan hanya soal kemudahan transportasi, tetapi juga keselamatan hidup manusia dalam situasi genting. Kejadian ini juga menunjukkan betapa rentannya negara-negara berkembang terhadap perubahan alam, sehingga kolaborasi internasional sangat dibutuhkan untuk membantu pemulihan pasca-bencana.