Pada musim ini, Martin Odegaard, kapten Arsenal yang berasal dari Norwegia, mengalami penurunan performa yang cukup signifikan dibandingkan dengan pencapaian sebelumnya. Sebagai pemain kunci dalam strategi tim, ia kerap menjadi pengatur ritme permainan dan penyedia peluang emas di atas lapangan. Namun, statistik menunjukkan bahwa kontribusinya saat ini jauh berkurang, yang memengaruhi kemampuan Arsenal untuk menembus pertahanan lawan secara efektif.
Musim lalu, Odegaard berhasil mencatatkan delapan gol serta sepuluh assist di ajang Liga Premier, menjadikannya salah satu playmaker terbaik. Kini, angka tersebut turun drastis hingga hanya dua gol dan lima assist saja yang dicatatkan. Selain itu, rata-rata kontribusi gol dan assist per 90 menit juga mengalami penurunan tajam.
Lebih lanjut, analisis mendalam menunjukkan bahwa produktivitas Odegaard di area serangan telah menurun secara dramatis. Pada musim lalu, ia mampu memberikan dampak besar dengan rata-rata 0,23 gol dan 0,29 assist per 90 menit. Namun, pada musim ini, angka tersebut turun menjadi 0,09 gol dan 0,23 assist per 90 menit. Perubahan ini tentu saja berpengaruh pada statistik tim keseluruhan.
Dampak penurunan performa ini dapat dilihat dari statistik xG (expected goals) Arsenal, yang menempatkan klub tersebut di posisi yang kurang menguntungkan dibandingkan enam tim lain di liga. Dengan kemampuan menembus pertahanan lawan yang semakin sulit diraih, Arsenal harus mencari solusi agar performa Odegaard dapat kembali ke level terbaiknya.
Berbagai faktor mungkin memengaruhi kondisi ini, mulai dari beban fisik yang meningkat hingga tekanan mental sebagai pemimpin tim. Meski demikian, harapan masih ada bagi Odegaard untuk bangkit dan membawa Arsenal meraih hasil positif di sisa musim. Keberhasilan dalam mengatasi tantangan ini akan sangat penting bagi masa depan tim di kancah kompetisi domestik maupun internasional.