Showbiz
Kontroversi Adaptasi Baru Snow White dari Disney
2025-03-19

Adaptasi terbaru dari cerita klasik Snow White oleh Disney telah memicu berbagai reaksi dari publik, dengan sebagian besar perhatian tertuju pada keputusan casting serta perubahan elemen naratif. Banyak pihak menyoroti ketidaksesuaian representasi karakter kurcaci ketujuh, di mana Disney tidak memilih aktor dengan kondisi dwarfisme untuk memerankan peran tersebut. Selain itu, pemilihan Rachel Zegler sebagai Snow White juga menuai pro dan kontra, terutama berkaitan dengan latar belakang etnisnya. Kontroversi ini menciptakan diskusi mendalam tentang pentingnya representasi yang inklusif dalam industri hiburan modern.

Persoalan Representasi dalam Adaptasi Terbaru Disney

Dalam pembuatan ulang film Snow White, Disney menghadapi tantangan besar terkait keputusan mereka dalam memilih pemeran. Di sebuah lokasi syuting yang penuh detail artistik, kontroversi pertama muncul saat diketahui bahwa karakter kurcaci ketujuh tidak diperankan oleh individu dengan kondisi dwarfisme. Hal ini memicu protes dari beberapa kelompok, yang menyatakan bahwa akurasi representasi sangatlah penting dalam media visual.

Selain itu, figur Rachel Zegler sebagai Snow White juga menjadi sorotan. Meskipun Zegler adalah aktris berbakat, banyak orang meragukan apakah latar belakang etnisnya sesuai dengan citra tradisional karakter tersebut. Dalam wawancara, Zegler berusaha menjelaskan bahwa pesan universalitas dari cerita Snow White lebih relevan daripada aspek fisik atau etnis. Namun, pendekatan ini tetap saja menimbulkan perdebatan.

Disney juga mengambil langkah-langkah tertentu untuk merespons kritik, termasuk pengurangan skala acara premier Hollywood. Keputusan ini mencerminkan dampak signifikan dari kontroversi yang mereka hadapi, menunjukkan bahwa industri hiburan semakin peka terhadap isu-isu sosial dan budaya.

Dengan demikian, adaptasi ini tidak hanya menjadi pembahasan tentang seni dan hiburan, tetapi juga tentang bagaimana cerita klasik dapat disesuaikan agar lebih relevan dengan nilai-nilai masa kini.

Dari perspektif seorang jurnalis, kontroversi ini menggarisbawahi pentingnya dialog terbuka antara pencipta karya seni dan audiens global. Dalam era di mana ekspektasi akan representasi inklusif semakin tinggi, studio besar seperti Disney harus lebih hati-hati dalam membuat keputusan kreatif. Ini juga mengajarkan kita bahwa cerita-cerita klasik bukan hanya milik generasi lalu, tetapi juga merupakan tanggung jawab kolektif untuk dipahami dan diadaptasi secara bijaksana demi generasi mendatang.

More Stories
see more