Showbiz
Pelukisan Hati dalam Bentuk Tulisan: Perjalanan Tsania Marwa Menjadi Penulis
2025-04-16

Tsania Marwa, yang dikenal sebagai aktris ternama, kini melangkah ke dunia literasi dengan merilis buku berjudul Aku dan Sang Purnama. Buku ini menjadi wadah bagi perasaan mendalam serta pengalaman hidupnya selama delapan tahun terakhir. Dalam perjalanannya, Tsania mengungkapkan bahwa ia tidak menyangka air mata dan pengalaman pahit tersebut bisa diubah menjadi sumber inspirasi. Melalui puisi-puisi untuk anak-anaknya, ia menyampaikan pesan emosional yang begitu menyentuh.

Buku ini diluncurkan pada hari ulang tahunnya, 5 April lalu, simbolisasi dari awal baru yang ia ciptakan setelah masa sulit. Meskipun sudah tidak lagi memperjuangkan hak asuh anak-anaknya pasca perceraian dengan Atalarik Syach, karya ini tetap menjadi medium untuk menyuarakan kasih sayangnya kepada mereka.

Perjalanan Menuju Karya Literasi

Tsania Marwa mengungkapkan bahwa proses penulisan buku Aku dan Sang Purnama dimulai dari refleksi atas tantangan hidup yang dialaminya selama delapan tahun terakhir. Pengalaman pahit yang ia rasakan menjadi sumber inspirasi utama, mengubah air mata menjadi kata-kata yang memiliki makna mendalam. Buku ini juga mencerminkan proses penyembuhan diri dan eksplorasi batin yang dilakukan Tsania.

Dalam buku ini, Tsania membuka hatinya lewat tulisan-tulisan penuh emosi. Ia menceritakan perjuangannya menghadapi tantangan hidup, termasuk konflik keluarga yang telah membuatnya belajar banyak hal. Setiap baris puisi yang ditulisnya dipenuhi dengan rasa syukur dan harapan. Proses ini menjadi langkah penting baginya untuk menemukan kedamaian internal meski menghadapi situasi sulit. Dengan demikian, buku ini tidak hanya menjadi sarana curahan hati, tetapi juga pelajaran hidup bagi pembacanya.

Kasih Sayang Tanpa Batas dalam Tulisan

Selain cerita tentang perjalanan hidupnya, Tsania juga menuangkan perasaan cinta yang mendalam kepada anak-anaknya melalui puisi dalam buku ini. Walaupun kini jarang bertemu karena kondisi yang tak memungkinkan, ia menggunakan tulisan sebagai jembatan untuk menyampaikan kasih sayangnya. Hal ini menjadi cara unik bagi Tsania untuk tetap dekat dengan anak-anaknya secara spiritual.

Puisi-puisi yang dibuatnya begitu penuh makna, memberikan gambaran akan cinta tanpa batas yang ingin disampaikan kepada anak-anaknya. Melalui kata-kata indah yang tersusun dalam puisi tersebut, Tsania berhasil menyentuh hati para pembaca dengan narasi yang penuh empati dan kehangatan. Rilis buku ini di hari ulang tahunnya pun semakin menambah makna mendalam, seolah-olah menjadi hadiah untuk dirinya sendiri dan juga untuk anak-anaknya. Pesan utama yang ingin disampaikan adalah bahwa cinta ibu tidak pernah pudar, meskipun jarak fisik memisahkan mereka.

More Stories
see more