Dalam sebuah pernyataan yang menarik perhatian publik, penyanyi terkenal Indonesia, Natta Reza, berbagi pandangan tentang pendidikan agama dan kebebasan anak. Bersama istrinya, Wardah Maulina, mereka memilih metode mendidik putri mereka, Zakia Xena Humaira, dengan cara yang tidak konvensional. Alih-alih mewajibkan Zakia mengenakan hijab di usia dini, pasangan ini ingin memberikan ruang bagi anak mereka untuk tumbuh tanpa tekanan sosial atau spiritual. Mereka percaya bahwa kebahagiaan dan kenyamanan anak harus menjadi prioritas utama sebelum pengambilan keputusan besar seperti itu.
Pada hari Selasa tanggal 22 April 2025, Natta Reza menjelaskan kepada publik filosofi uniknya tentang bagaimana dia dan istrinya mendidik anak-anak mereka. Dalam suasana hangat keluarga mereka, Natta dan Wardah telah memutuskan untuk tidak memaksakan norma-norma agama tertentu pada putri mereka, Zakia Xena Humaira, termasuk soal mengenakan hijab di usia muda. Melalui sikap ini, mereka berharap agar Zakia dapat menikmati masa kecilnya secara penuh tanpa rasa tertekan oleh ekspektasi orang lain.
Ketika ditanya tentang komentar dari berbagai kalangan netizen, Natta tetap teguh pada prinsipnya. Dia menyampaikan bahwa penting bagi setiap anak untuk memahami nilai-nilai agama dengan cara yang alami dan sesuai dengan perkembangan emosional serta intelektual mereka. Meskipun demikian, Natta juga menegaskan bahwa pelajaran tentang agama, termasuk makna dari penggunaan hijab, telah ditanamkan dalam diri Zakia melalui metode pembelajaran yang positif dan tidak memberatkan.
Dengan pendekatan ini, Natta dan Wardah berusaha menciptakan lingkungan rumah tangga yang mendukung pertumbuhan Zakia sebagai individu yang mandiri dan berpikir kritis tentang keyakinannya sendiri. Mereka meyakini bahwa pemahaman mendalam akan lebih bermakna daripada penerapan paksaan dini.
Dari sudut pandang Jakarta, keluarga Natta Reza memberikan contoh nyata tentang bagaimana pendidikan agama bisa dilakukan tanpa mereduksi kebebasan anak.
Secara keseluruhan, langkah Natta Reza dan Wardah Maulina membuka wawasan baru tentang pentingnya menghargai proses belajar alami anak dalam memahami identitas spiritual mereka. Keputusan ini juga menunjukkan bahwa setiap keluarga memiliki hak untuk menentukan cara terbaik dalam mendidik anak-anak mereka sesuai dengan nilai-nilai yang diyakini bersama.
Bagi saya sebagai seorang jurnalis, cerita ini menghadirkan pelajaran penting bahwa pendidikan agama bukanlah tentang pemberian aturan yang kaku, melainkan tentang menciptakan fondasi yang kokoh melalui cinta, pengertian, dan kebebasan. Dengan memberikan ruang bagi anak untuk mengeksplorasi iman mereka sendiri, Natta dan Wardah telah menunjukkan bahwa pendidikan agama sejati dimulai dari hati yang terbuka dan pikiran yang bebas.