Aktor Eza Gionino mengungkapkan bagaimana pengalaman pribadinya membantu memperdalam emosi dalam perannya sebagai Adi Saputra di film "Cinta di Ujung Sajadah". Setelah kehilangan ibunya, Ruchaiyah binti Ibrahim Musa, pada Senin (10/3/2025) setelah dirawat berhari-hari di rumah sakit, Eza menemukan kesamaan antara hidupnya dan karakter yang diperankannya. Dia merasakan secara langsung bagaimana kehilangan seorang ibu terasa begitu mendalam dan menyentuh hati.

Perjalanan Emosional dalam Film dan Kehidupan Nyata

Dalam sebuah momen penting dari film tersebut, karakter Adi mengunjungi makam ibunya, menciptakan suasana yang sangat emosional bagi penonton. Bagi Eza Gionino, adegan ini menjadi lebih nyata karena ia baru saja menghadapi situasi serupa dalam kehidupan pribadinya. Dengan latar waktu kehilangan yang tak jauh berbeda, Eza dapat dengan lebih otentik menampilkan rasa sakit dan kesedihan yang dialami oleh Adi saat berada di depan makam ibunya. Hal ini menciptakan koneksi emosional yang kuat antara karakter dan aktor itu sendiri.

Dari sudut pandang seorang jurnalis, cerita ini mengingatkan kita betapa pentingnya pengalaman pribadi dalam seni akting. Ketika aktor mampu menghubungkan peristiwa dalam kehidupan mereka sendiri dengan karakter yang mereka mainkan, hasilnya bisa menjadi sangat autentik dan meyakinkan. Pengalaman Eza Gionino ini menunjukkan bahwa seni adalah cara untuk mengungkapkan perasaan manusia yang paling dalam dan universal, seperti rasa cinta dan kehilangan. Ini juga mengajarkan kita tentang pentingnya empati dalam menciptakan karya yang benar-benar menyentuh jiwa audiens.