Dalam sebuah insiden yang menarik perhatian publik, Ariel dari band NOAH memilih untuk diam terhadap kritik yang dilontarkan oleh musisi Ahmad Dhani. Dalam kesempatan tersebut, sosok lain dalam grup, Nazira, mengungkapkan bahwa Ariel lebih suka menjaga jarak dengan media dan menunda memberikan komentar resmi. Namun, di kemudian hari, melalui platform digital, Ariel akhirnya angkat bicara tentang pentingnya Layanan Manajemen Kolektif (LMK) dalam dunia hak cipta musik.

Pernyataan Resmi Mengenai Perdebatan Hak Cipta Musik

Pada sebuah acara malam hari di XXI Epicentrum, wilayah Kuningan, Jakarta Selatan, Ariel tampak enggan berinteraksi langsung dengan awak media. Sebagai gantinya, ia lebih memilih untuk bersantai sejenak dengan merokok sebelum akhirnya menyampaikan keputusan untuk makan terlebih dahulu. Rekan setimnya, Nazira, memberitahukan kepada wartawan bahwa pihaknya akan mengirimkan rilis pers pada waktu yang lebih tepat. Meski begitu, beberapa jam kemudian, Ariel memutuskan untuk berbagi pandangannya secara online.

Melalui video yang dipublikasikan di media sosial, Ariel menekankan pentingnya kesepakatan awal antara pencipta lagu dan penyanyi terkait manajemen hak cipta. Ia juga menegaskan keterbatasannya sebagai pencipta lagu dalam melakukan proses direct licensing tanpa bantuan LMK. Menurutnya, lembaga ini tetap dibutuhkan asalkan memiliki integritas dan kepercayaan tinggi.

Dari sudut pandang seorang pembaca atau jurnalis, pernyataan Ariel menunjukkan betapa kompleksnya isu hak cipta di industri musik Indonesia. Kasus ini mengingatkan kita akan pentingnya transparansi serta kerja sama yang sehat antara semua pihak terkait demi menjaga keberlanjutan ekosistem musik nasional. Melalui dialog yang terbuka, para pelaku industri dapat mencapai solusi yang adil bagi semua orang.