Di tengah atmosfer penuh intrik, Amira harus menghadapi kejutan tak terduga saat Aksa tiba-tiba muncul untuk mempresentasikan programnya. Meskipun usaha Aksa membawa nuansa emosional dari masa lalu mereka, Amira tetap menjaga profesionalitasnya. Di sisi lain, Galang sukses mengubah citra Hotel Rahardian melalui kampanye inovatif yang menekankan pada keamanan. Namun, kesuksesan ini memancing konflik baru dengan Bastian dan Klay, yang kini merasa dikhianati atas informasi palsu tentang kematian Galang.

Gesekan Emosional dalam Pertemuan Bisnis

Saat Aksa hadir di hotel untuk bertemu Amira, suasana menjadi tegang namun dipenuhi keteguhan profesional. Aksa, tanpa ragu, menyampaikan presentasi yang tidak hanya berbicara soal strategi bisnis, tetapi juga menyentuh sepihak aspek pribadi mereka yang tersembunyi di masa lalu. Hal ini membuat Amira terkejut namun tetap berusaha menjaga jarak.

Aksa dengan cerdas memadukan elemen-elemen pribadi ke dalam pembicaraan bisnis, mencoba melemahkan batas-batas formalitas yang Amira bangun. Dengan setiap kata yang disinggung, ia mengarahkan pembicaraan ke arah hubungan mereka dulu. Walaupun tersentuh oleh ingatan-inangan tersebut, Amira sadar bahwa situasi ini bukanlah tempat untuk memperbaiki masa lalu. Dia tetap fokus pada tujuan profesional, meski hatinya sesekali goyah oleh kenangan manis yang dibangkitkan ulang.

Konflik Publik dan Ketegangan Pribadi

Berbeda dengan peristiwa di hotel, dunia bisnis di luar semakin dipenuhi intrik. Galang berhasil merevitalisasi citra Hotel Rahardian melalui kampanye RAHARDIAN REBORN, yang menyoroti peningkatan signifikan dalam keamanan hotel. Keberhasilan ini membuat Bastian merasa terancam dan berkomitmen untuk merebut kembali posisinya sebagai pemimpin pasar.

Sementara itu, Klay yang awalnya percaya bahwa Galang telah meninggal, kini mengetahui kebenaran yang mengejutkan. Bastian ternyata telah berbohong tentang kematian Galang, dan hal ini memperbesar keraguan Klay tentang status kematian Aksa. Ini menciptakan lapisan baru konflik internal, di mana kecurigaan dan kebencian mulai mendominasi dinamika antarpersonal. Sementara Galang terus maju dengan rencana-rencana ambisiusnya, Bastian dan Klay bersiap untuk pertempuran besar yang akan menentukan nasib mereka semua.