Kota Depok, yang kini berbatasan dengan Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan Bogor, memiliki sejarah panjang yang menarik. Berdiri sejak abad ke-17, kota ini ternyata berasal dari singkatan bahasa Belanda yang merujuk pada organisasi Kristen Protestan pertama. Kisah ini tak lepas dari peran Cornelis Chastelein, seorang pegawai VOC yang kemudian menjadi salah satu tokoh penting dalam pembentukan Depok. Artikel ini akan membahas asal-usul nama Depok dan warisan sejarahnya.
Berawal dari tanah tebu di Weltevreden (sekarang Gambir) pada tahun 1693, Cornelis Chastelein membeli lahan tersebut sebagai investasi. Setelah pensiun dari VOC, dia pindah ke Serengseng (kini Lenteng Agung), tempat dia membangun rumah besar dan membawa serta 150 budaknya. Uniknya, Chastelein sangat menghormati para budaknya dan akhirnya membebaskan mereka. Dia juga membagikan harta dan tanahnya kepada bekas budak-budaknya melalui surat wasiat. Mereka kemudian mendirikan komunitas bernama De Eerste Protestantse Organisatie van Kristenen atau Organisasi Kristen Protestan Pertama, yang akhirnya menjadi asal-usul nama Depok.
Dalam perkembangannya, Depok telah menjadi wilayah modern dengan berbagai interpretasi baru tentang asal-usul namanya. Namun, warisan sejarahnya tetap terjaga, menunjukkan bagaimana kota ini berkembang dari masa lalu hingga sekarang.
Berdirinya Depok bukan hanya sebagai kota otonom, tetapi juga sebagai simbol toleransi dan keadilan. Kisah Chastelein menunjukkan bahwa penghargaan terhadap hak asasi manusia dapat menciptakan masyarakat yang lebih baik. Inspirasi ini relevan hingga saat ini, di mana kita harus terus menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan kesetaraan.