Pertarungan strategis di lapangan ditampilkan oleh dua tim sepak bola, masing-masing dengan formasi unik. Madura United menempatkan pemain mereka dalam skema 4-1-4-1, sementara Dewa United memilih formasi 4-2-3-1. Formasi ini mencerminkan pendekatan taktis yang berbeda dari kedua tim untuk mendapatkan keunggulan di pertandingan.
Tim asal Pulau Garam mengandalkan struktur 4-1-4-1 yang solid. Dengan satu gelandang bertahan sebagai penghubung antara lini belakang dan serangan, serta empat pemain tengah yang siap mendukung ofensif atau defensif sesuai situasi permainan. Formasi ini memberikan fleksibilitas dalam menjalankan strategi permainan.
Dalam susunan ini, Miswar Saputra berperan sebagai penjaga gawang. Lini belakang dipimpin oleh Taufik Hidayat, Pedro Monteiro, Haudi Abdillah, dan Koko Ari Araya yang bertugas menjaga pertahanan. Kerim Palic ditempatkan sebagai gelandang bertahan, menjadi jembatan antara pertahanan dan serangan. Empat pemain tengah, yaitu Lulinha, Iran Junior, Jordy Wehrmann, dan Riski Afrisal, memiliki tanggung jawab penting untuk mengendalikan ritme permainan. Sementara itu, Youssef Ezzejjari ditempatkan sebagai penyerang tunggal di garis depan.
Tim lawan, Dewa United, memilih formasi 4-2-3-1 yang lebih agresif. Formasi ini memungkinkan mereka untuk mempertahankan keseimbangan antara serangan dan pertahanan, sekaligus memberikan peluang untuk melancarkan serangan cepat. Pengaturan ini mencerminkan gaya bermain yang dinamis dan adaptif.
Sonny Stevens bertugas sebagai penjaga gawang. Lini belakang terdiri dari Reva Adi Utama, Risto Mitrevski, Angelo Meneses, dan Alfriyanto Nico yang bertujuan untuk memperkuat pertahanan. Ricky Kambuaya dan Jaja ditempatkan sebagai gelandang bertahan, bertugas melindungi lini belakang dan membantu transisi bola. Di lini tengah, Feby Eka Putra, Alexis Messidoro, dan Egy Maulana Vikri berperan sebagai playmaker, sedangkan Alex Martins berada di posisi penyerang tunggal untuk membobol pertahanan lawan.