Pelatih tim sepak bola, Ruben Amorim, tengah menghadapi berbagai kritikan atas keputusan taktisnya. Mantan pemain Manchester United, Paul Scholes, menjadi salah satu yang angkat bicara terkait strategi Amorim. Scholes mengekspresikan ketidakterimaannya dengan cara pelatih tersebut memposisikan para pemain belakang, terutama dalam konteks formasi terbaru. Situasi ini menciptakan spekulasi dan pertanyaan di kalangan penggemar serta analis permainan.
Keadaan tim tampaknya telah mencapai titik di mana penyesuaian posisi pemain belakang menjadi sorotan utama. Mantan gelandang legendaris Inggris itu merasa bahwa klub seharusnya lebih fokus pada penguatan lini belakang, terutama bek sayap kiri. Scholes menyampaikan pandangannya melalui platform The Overlap, dimana dia mengungkapkan keprihatinannya tentang kebutuhan akan bek sayap kiri yang sudah lama dirasakan oleh tim.
Berita tentang kedatangan pemain baru di posisi bek kiri semakin memperumit situasi. Scholes meragukan logika di balik keputusan untuk menerjunkan pemain anyar tersebut sebagai bek sayap kanan, sementara pemain lain dipindahkan ke posisi bek sayap kiri. Ini menciptakan dinamika tim yang tidak biasa dan memunculkan banyak pertanyaan tentang strategi keseluruhan.
Scholes menyoroti bahwa keputusan tersebut menunjukkan adanya ketidakpastian dalam rencana taktis tim. Dia berpendapat bahwa pendekatan seperti ini dapat membawa dampak negatif bagi performa tim secara keseluruhan. Para pengamat olahraga pun mulai mempertanyakan apakah ada alasan tertentu di balik taktik ini ataukah ini merupakan langkah yang kurang dipertimbangkan dengan matang.
Dalam diskusi mendalam tentang taktik tim, Scholes menekankan pentingnya konsistensi dan pemahaman yang jelas mengenai posisi setiap pemain. Dia berharap bahwa tim dapat melakukan evaluasi mendalam terhadap strategi mereka dan membuat penyesuaian yang diperlukan agar dapat mencapai performa optimal di musim mendatang.