Pada Kamis (8/5/2025), mantan pemain Persib Bandung, Atep Ahmad Rizal, hadir di Kejuaraan Bulutangkis Bupati Sumedang Open 2025 yang diselenggarakan di GOR Tadjimalela, Sumedang. Acara ini mendapatkan apresiasi luar biasa dari Atep atas kontribusinya dalam membuka kesempatan bagi generasi muda untuk menunjukkan potensi mereka dalam olahraga bulutangkis. Turnamen ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi tetapi juga sebagai platform pengembangan bakat atlet muda. Atep menyampaikan harapannya agar acara ini dapat terus berlangsung secara tahunan dan berkembang hingga tingkat nasional.

Kehadiran Atep Meningkatkan Semangat Peserta Turnamen

Dalam suasana penuh antusiasme, mantan pemain Persib Bandung tersebut menghadiri turnamen bulutangkis yang diadakan di GOR Tadjimalela, Sumedang, pada hari Kamis (8/5/2025). Dengan kehadiran peserta dari berbagai daerah, termasuk Jawa Barat dan luar provinsi, turnamen ini memperlihatkan semangat sportifitas yang tinggi serta potensi besar olahraga bulutangkis di Indonesia. Salah satu keunikan dari turnamen ini adalah adanya kategori usia 40 tahun ke atas, yang mencerminkan inklusivitas acara ini kepada semua kalangan.

Atep memberikan penghargaan kepada PBSI Sumedang atas kerja keras mereka dalam merancang dan menyelenggarakan turnamen ini dengan baik. Menurutnya, keberhasilan acara ini tidak lepas dari kepemimpinan Ketua PBSI Sumedang yang memiliki cinta besar terhadap olahraga bulutangkis. Fasilitas lengkap, lapangan berkualitas tinggi, dan dukungan sponsor menjadi bukti bahwa turnamen ini telah mencapai standar bergengsi.

Berkaca dari pernyataan Atep, pentingnya suatu turnamen bukan hanya dilihat dari jumlah pesertanya, tetapi juga dari dampak jangka panjang yang dapat membantu mencetak atlet-atlet hebat masa depan. Turnamen seperti Bupati Sumedang Open ini harus menjadi inspirasi bagi penyelenggara lainnya untuk terus mengembangkan platform serupa guna mendukung perkembangan olahraga nasional.

Dari sudut pandang seorang jurnalis, acara ini menunjukkan betapa pentingnya dukungan pemerintah daerah dan organisasi olahraga dalam membangun fondasi yang kuat untuk pengembangan atlet muda. Selain itu, kehadiran kategori usia lebih tua juga menunjukkan bahwa olahraga bukan hanya milik generasi muda tetapi juga bisa dinikmati oleh semua orang tanpa batasan usia. Ini adalah langkah positif menuju budaya olahraga yang inklusif dan berkelanjutan.