Pengorbanan seorang anak untuk mempertahankan kenangan bersama orang tua menjadi inti dari kisah ini. Astrid, seorang wanita muda yang kehilangan ayahnya satu tahun lalu, berusaha keras melindungi gedung radio milik sang ayah yang dijual oleh ibunya. Kehadiriran media digital telah menggeser popularitas radio, sehingga pendapatan dari bisnis ini tak lagi mencukupi. Namun, bagi Astrid, gedung itu bukan sekadar aset material, tetapi simbol cinta dan kenangan bersama ayahnya.

Dukungan teman sejati sering kali menjadi penentu kesuksesan dalam perjalanan hidup seseorang. Untungnya, Astrid memiliki dua sahabat setia, Helen dan Neneng, yang ikut tergerak membantu rencana besar tersebut. Mereka sepakat bahwa langkah pertama adalah mengumpulkan dana sebesar ratusan juta rupiah dalam waktu singkat. Ide brilian datang dari Helen, seorang influencer yang terkenal dengan aktivitas siaran langsungnya. Tanpa disengaja, Helen meninggalkan live streaming-nya aktif saat mendiskusikan sebuah cerita pribadi dengan Astrid dan Neneng di studio radio. Cerita pribadi yang menarik minat banyak orang akhirnya menjadi inspirasi podcast baru bernuansa sensual.

Munculnya podcast bertajuk "Malam Pertama" membuka peluang baru bagi ketiganya. Melalui inovasi dan kreativitas, mereka berhasil memanfaatkan tren modern untuk menjaga warisan masa lalu. Kisah ini mengajarkan pentingnya nilai persahabatan, adaptasi terhadap zaman, serta penghormatan kepada kenangan keluarga. Dengan semangat pantang menyerah, para tokoh dalam cerita ini menunjukkan bahwa impian dapat terwujud jika didukung oleh kerja sama dan kreativitas yang luar biasa.