Dalam sebuah pernyataan yang menarik perhatian publik, Baim memberikan tanggapan terkait klaim Paula tentang jarang bertemu anak-anak mereka. Ia membantah tegas tuduhan bahwa ia melarang sang mantan untuk menjalin hubungan dengan buah hati mereka. Pernyataan ini menjadi sorotan karena mengungkap dinamika kompleks antara keduanya setelah perceraian.
Menurut Baim, klaim Paula tentang tidak bertemu anak-anak mereka selama berbulan-bulan tidak sesuai dengan kenyataan. Ia menjelaskan bahwa selalu ada saluran komunikasi terbuka antara pihaknya dan Paula. "Bagaimana mungkin saya larang, jika setiap orang bisa melihat bahwa kami selalu memfasilitasi pertemuan?" ujarnya dalam diskusi terbuka.
Situasi ini mencerminkan ketegangan emosional yang masih tersisa pasca-perceraian. Menurut Baim, masalah utama justru terletak pada kurangnya koordinasi dari pihak Paula. Ia menyampaikan bahwa semua pihak seharusnya bekerja sama agar hubungan antara ibu dan anak tetap harmonis.
Baim juga menyoroti pentingnya pendekatan yang dewasa dalam menyelesaikan konflik. Ia berharap bahwa kedua belah pihak dapat fokus pada kepentingan anak-anak di atas segalanya. Dengan demikian, masa depan anak-anak mereka dapat dipastikan stabil dan penuh kasih sayang dari kedua orang tua.
Pernyataan Baim menunjukkan upaya untuk menciptakan persepsi yang lebih transparan mengenai situasi keluarga mereka. Harapannya, dialog terbuka ini dapat memperbaiki citra publik serta membangun fondasi yang lebih kuat bagi anak-anak mereka ke depannya.