Dalam pertarungan yang mempertemukan dua tim besar, Real Madrid dan Athletic Bilbao menunjukkan strategi berbeda dengan susunan pemain yang telah dipersiapkan oleh pelatih mereka. Carlo Ancelotti mengandalkan kekuatan ofensif serta soliditas pertahanan melalui para pemain seperti Courtois, Valverde, hingga Vinicius. Di sisi lain, Ernesto Valverde menempatkan nama-nama yang siap memberikan tekanan tinggi, termasuk Unai Simon sebagai penjaga gawang dan Guruzeta di lini depan. Kedua tim menargetkan kemenangan penting dalam pertandingan ini.
Pada laga ini, Real Madrid memilih pendekatan serangan yang dinamis dengan kombinasi kecepatan dan teknik individu. Dengan dukungan dari gelandang seperti Modric dan Tchouameni, mereka mencoba memecah pertahanan lawan. Ancelotti juga menempatkan beberapa pemain sayap cepat untuk membuka ruang di sisi lapangan.
Gaya permainan Madrid terlihat jelas saat mereka fokus pada transisi cepat dari bertahan ke menyerang. Courtois, sebagai penghalang terakhir, sering kali menjadi starter serangan melalui umpan panjang. Asencio dan Vinicius bekerja sama untuk menciptakan peluang lewat kerja sama tim yang baik. Selain itu, kontribusi dari bek seperti Rudiger juga meningkatkan variasi serangan mereka.
Athletic Bilbao memulai pertandingan dengan intensitas tinggi, berusaha merebut bola sejak awal. Pelatih Ernesto Valverde menekankan pentingnya kompak di lini tengah dan belakang. Struktur formasi yang disusun membuat mereka mampu melakukan pressing efektif terhadap pemain lawan.
Melalui sosok Nunez dan Paredes, Athletic berhasil menjaga stabilitas pertahanan. Sementara itu, Gomez dan Berenguer aktif bergerak di sisi lapangan guna mendukung Guruzeta di garis depan. Teknik passing singkat serta koordinasi antarpemain menjadi kunci utama dalam upaya mereka meredam ancaman Madrid sekaligus mencari celah untuk melancarkan serangan balik.