Dalam perkembangan terbaru, pertikaian mengenai hak cipta karakter ikonik ini menunjukkan dinamika hukum yang rumit. Pada tahun 2013, sebuah pengadilan AS telah memutuskan bahwa perjanjian tertentu menghalangi upaya keluarga Shuster untuk merebut kembali hak-hak mereka. Namun, pihak yang mewakili kepentingan internasional berpendapat bahwa putusan tersebut hanya berlaku di Amerika Serikat dan tidak mempengaruhi hak-hak di negara lain. Situasi ini menjadi semakin rumit dengan adanya klaim baru yang melibatkan hukum dari berbagai negara.
Di tanah air, pertarungan hukum ini telah mencapai titik kritis. Pengadilan Banding Sirkuit ke-9 telah memberikan keputusan yang menguntungkan pihak studio pada tahun 2013. Keputusan ini secara efektif menghentikan usaha keluarga Shuster untuk mengambil alih hak cipta. Meski demikian, perjuangan ini belum berakhir, karena ada argumen bahwa putusan tersebut hanya berlaku dalam konteks hukum AS.
Perjanjian yang ditandatangani pada tahun 1992 telah menjadi pusat perhatian dalam perselisihan ini. Menurut pihak studio, dokumen tersebut mencakup semua hak, termasuk hak-hak di luar negeri. Sebaliknya, pihak oposisi menyatakan bahwa perjanjian tersebut tidak mencakup pengecualian apa pun, terutama untuk hak-hak di sepuluh negara yang disebutkan dalam gugatan. Ini menciptakan situasi yang memerlukan penafsiran hukum yang lebih mendalam dan kompleks.
Perselisihan ini telah melampaui batas-batas nasional dan masuk ke ranah hukum internasional. Klaim yang diajukan oleh pihak tertentu berusaha menerapkan prinsip-prinsip hukum Inggris ke berbagai negara Commonwealth. Mereka berargumen bahwa ketentuan "Dickens provision" dapat diterapkan di Kanada, Australia, Irlandia, Israel, Singapura, Hong Kong, India, Selandia Baru, dan Afrika Selatan. Hal ini menambah lapisan kompleksitas tambahan pada kasus ini.
Berita tentang permohonan Warner Bros. untuk membatalkan kasus ini sebelum tenggat waktu juga menambah ketegangan. Studio ini bahkan telah mengajukan permintaan agar kasus tersebut dipindahkan ke hakim di Los Angeles yang memiliki pengalaman dalam menangani perkara serupa. Sementara itu, masa depan hak cipta Superman tampaknya masih akan menjadi topik perdebatan hingga setidaknya tahun 2034, ketika hak cipta karakter ini dijadwalkan masuk ke domain publik.