Kejelasan mengenai penggunaan dana donasi yang dikumpulkan untuk mendukung Agus Salim masih menjadi tanda tanya. RA Pustieka, selaku Bendahara Umum Yayasan, beserta kuasa hukumnya, Koko Joseph Irianto, mengadakan konferensi pers pada hari Kamis, 27 Februari 2025. Acara ini membuka peluang untuk memahami lebih lanjut tentang dugaan penyalahgunaan dana yayasan. Audit terhadap rekening yayasan dan pribadi RA Pustieka menunjukkan adanya perbedaan besar dalam distribusi donasi yang seharusnya ditujukan untuk Agus Salim.

Dalam proses audit tersebut, terungkap bahwa total donasi yang seharusnya diterima Agus Salim mencapai Rp 94.554.966. Namun, berdasarkan kronologi yang disampaikan oleh kuasa hukum, Agus Salim hanya menerima sekitar Rp 27.546.500. Jumlah tersebut dibayarkan dalam beberapa tahap, termasuk pembayaran melalui video di platform YouTube dan transfer langsung. Situasi ini menimbulkan keraguan serius tentang transparansi dalam pengelolaan dana yayasan. Selain itu, ada indikasi kuat bahwa dana yayasan digunakan untuk keperluan pribadi, termasuk transaksi besar untuk "Pembelian Mobil Operasional Yayasan" yang ternyata dialihkan ke rekening pribadi.

Pengungkapan ini menggarisbawahi pentingnya akuntabilitas dan transparansi dalam organisasi nirlaba. Kepercayaan publik merupakan aset paling berharga bagi yayasan, dan setiap inkonsistensi dalam pengelolaan dana dapat merusak reputasi dan integritas lembaga tersebut. Oleh karena itu, langkah-langkah konkret harus diambil untuk memastikan bahwa semua dana didistribusikan dengan benar dan sesuai tujuan awal. Dengan demikian, yayasan dapat terus berfungsi sebagai wadah yang aman dan transparan bagi para donatur yang ingin memberikan bantuan kepada individu atau komunitas yang membutuhkan.