Pada sebuah pengumuman yang mengejutkan, Li Ka-Shing, seorang pebisnis legendaris dari Asia, memutuskan untuk menjual saham mayoritas di pelabuhan Terusan Panama. Langkah ini dilakukan setelah adanya kekhawatiran politik terkait pengaruh Tiongkok pada jalur perdagangan global. Dengan usia 96 tahun dan kekayaan bersih mencapai US$ 39,4 miliar, Li dikenal sebagai sosok yang sangat berhati-hati dalam memilih investasi jangka panjang. Berdiri sejak 1970-an, Cheung Kong Holdings berkembang menjadi salah satu konglomerat terbesar di Hong Kong, dengan operasi di lebih dari 50 negara. Meskipun sudah pensiun pada tahun 2018, ia tetap aktif sebagai penasihat senior perusahaan dan melanjutkan dedikasinya dalam bidang filantropi melalui Li Ka Shing Foundation.
Dalam musim gugur yang penuh dinamika ekonomi global, dunia bisnis dihebohkan oleh langkah strategis Li Ka-Shing. Pria kelahiran Chaozhou ini memutuskan untuk melepas kepemilikan mayoritasnya di pelabuhan Terusan Panama kepada konsorsium yang dipimpin oleh BlackRock. Keputusan ini diambil setelah Presiden AS Donald Trump menyoroti kekhawatiran terhadap dominasi Tiongkok di jalur perdagangan internasional. Perusahaan CK Hutchison Holdings milik Li telah menghadapi tekanan politik selama beberapa bulan terakhir karena involvensinya di berbagai sektor penting seperti pelabuhan, ritel, infrastruktur, dan telekomunikasi di lebih dari 50 negara.
Berkat kecerdasan finansial dan kemampuan adaptasi, Li berhasil membangun kerajaan bisnisnya dari nol. Ia memulai karier sebagai seorang pekerja muda di Hong Kong pada tahun 1940, ketika keluarganya pindah untuk menghindari invasi Jepang. Di usia 22 tahun, ia mendirikan Cheung Kong Plastics, yang akhirnya berkembang menjadi Cheung Kong Holdings—salah satu perusahaan terbesar di wilayah tersebut. Investasi Li tidak hanya terbatas pada real estat; dia juga masuk ke sektor transportasi, energi, dan infrastruktur.
Setelah 68 tahun berkarier, Li memutuskan pensiun pada tahun 2018. Namun, ia tetap memegang peranan penting sebagai penasihat senior di kedua perusahaan utamanya. Selain itu, Li juga dikenal sebagai dermawan besar melalui Li Ka Shing Foundation, yang mendukung pendidikan, penelitian medis, dan pembangunan sosial di seluruh dunia.
Sebagai orang terkaya nomor 38 di dunia versi Forbes 2024, Li adalah bukti nyata bahwa kesuksesan dapat diraih meski tanpa dukungan warisan. Putus sekolah di usia 15 tahun karena kondisi ekonomi keluarga, Li belajar keras dan bekerja keras hingga akhirnya meraih sukses luar biasa.
Keputusan untuk menjual pelabuhan Terusan Panama mencerminkan strategi Li yang selalu berfokus pada keberlanjutan investasi di tengah perubahan geopolitik yang cepat.
Dari perspektif seorang jurnalis, langkah Li Ka-Shing memberikan pelajaran penting tentang pentingnya adaptasi dalam dunia bisnis modern. Dunia yang semakin kompleks memerlukan pemimpin yang mampu membuat keputusan sulit demi melindungi aset dan memastikan masa depan investasi tetap cerah. Keputusan Li untuk menjual saham mayoritas di pelabuhan Terusan Panama menunjukkan betapa pentingnya mempertimbangkan faktor geopolitik dalam pengambilan keputusan bisnis. Hal ini juga menunjukkan bahwa bahkan pebisnis sekelas Li Ka-Shing pun harus terus beradaptasi agar tetap relevan di era yang terus berubah.