Dalam sebuah momen yang penuh rasa, Stanley Tulung mengenang kisah sejarah grup musik legendaris, Lensois. Melalui unggahannya, ia memperkenalkan para personel penting dalam formasi awal grup tersebut. Dengan kepergian Titiek Puspa, grup ini resmi menutup babak terakhirnya. Sebagai satu-satunya anggota tersisa setelah serangkaian peristiwa duka, Titiek menjadi simbol penutup era musik nasional yang lahir dari visi Soekarno.
Berawal dari ide Jack Lesmana atas permintaan langsung Presiden Soekarno, grup Lensois didirikan sebagai bentuk tanggapan terhadap dominasi musik barat pada masanya. Dengan semangat nasionalisme tinggi, grup ini dirancang untuk menciptakan identitas musik lokal yang kuat dan bermakna. Para personel berbakat seperti Jack Lesmana, Lody Item, Benny Mustafa, Bubi Chen, Darmono, Idris Sardi, dan empat penyanyi termasuk Bing Slamet, Nien Lesmana, Munif Bahasuan, serta Titiek Puspa, membentuk harmoni luar biasa yang memikat hati masyarakat Indonesia.
Stanley Tulung, dalam wawancara eksklusif dengan tim Showbiz Liputan6.com pada Kamis sore (10/4/2025), menjelaskan bahwa perjalanan Lensois adalah bagian penting dari sejarah musik Tanah Air. Ia juga menyebutkan bahwa beberapa waktu lalu, Benny Mustafa dan Munif Baswan telah meninggal dunia. Kini, dengan kepergian Titiek Puspa, grup ini secara resmi tidak memiliki lagi anggota hidup yang dapat mengisi cerita masa lalu mereka.
Dari sudut pandang seorang pembaca atau jurnalis, kisah perjalanan Lensois memberikan banyak pelajaran tentang pentingnya melestarikan warisan budaya. Grup ini adalah contoh nyata bagaimana musik dapat menjadi alat untuk membangun identitas bangsa. Kepergian Titiek Puspa bukan hanya akhir dari suatu era, tetapi juga pengingat akan pentingnya merawat jejak-jejak sejarah agar tetap hidup dalam ingatan generasi mendatang. Melalui kenangan ini, kita diajak untuk lebih menghargai kontribusi para seniman besar yang telah membentuk fondasi seni musik Indonesia.