Sebuah proyek film keluarga sedang dalam tahap penggarapan, menampilkan berbagai tokoh inspiratif dari kalangan anak-anak hingga dewasa. Dibintangi oleh aktor senior Bukie B. Mansyur sebagai sosok guru inspiratif Pak Wira, serta kolaborasi antara komedian legendaris Unang Bagito dan presenter Sarah Sechan sebagai pasangan kepala desa, film ini diharapkan memberikan warna baru pada genre cerita keluarga. Selain itu, sekelompok pemain cilik berbakat dari Yogyakarta juga turut meramaikan layar lebar. Dengan dukungan sutradara Franklin Darmadi dan tim kreatif lainnya, film ini bertujuan untuk menyampaikan pesan moral secara halus tanpa terkesan menggurui.
Dalam atmosfer penuh semangat, proses syuting film ini melibatkan berbagai lokasi strategis di dua kota besar. Sosok Pak Wira, diperankan oleh Bukie B. Mansyur, menjadi simbol kebijaksanaan dan keteladanan bagi masyarakat desa. Di sisi lain, hubungan harmonis antara Pak Kades (Unang Bagito) dan Bu Kades (Sarah Sechan) menciptakan dinamika yang segar dalam alur cerita. Tak ketinggalan, para bintang cilik seperti Aradhana Rahadi, Maria Aurora, Bebe Gracia, Axandro Juliano, dan Adimas Alby membawa semangat muda ke setiap adegan. Karakter Adit, seorang anak autistik yang diperankan oleh Adimas Alby, menjadi elemen penting dalam narasi yang mengajarkan empati dan pengertian.
Sutradara Franklin Darmadi, bersama penulis skenario Dedey Natalia, memastikan bahwa film ini tidak hanya menargetkan anak-anak tetapi juga seluruh anggota keluarga. Koordinasi antara kru dan pemain dari dua kota besar menjadi salah satu tantangan utama dalam produksi. Adegan luar ruang yang membutuhkan kreativitas visual tinggi juga menjadi ujian tersendiri bagi tim pembuat film.
Sebagai hasil kerja keras seluruh tim, film ini dirancang agar terasa ringan namun tetap memiliki dampak emosional yang mendalam. Proses penggarapan dipimpin oleh produser kreatif Andri Putra, dengan Silvia Yunita dan Alfie Lim sebagai produser eksekutif.
Di balik layar, Franklin Darmadi menjelaskan bahwa tujuan utama adalah menyuguhkan sebuah cerita yang menyentuh hati tanpa terlihat menggurui. Hal ini tercermin dari pendekatan visual dan narasi yang disempurnakan dalam setiap adegan.
Para penonton diharapkan dapat menikmati kisah ini sebagai pengalaman sinematik yang menghibur sekaligus menginspirasi.
Dari perspektif seorang jurnalis atau pembaca, film ini menawarkan pelajaran penting tentang nilai-nilai keluarga dan kebersamaan. Melalui karakter-karakter yang kuat, baik itu dari dunia anak-anak maupun dewasa, audiens diajak untuk merenungkan pentingnya empati, toleransi, dan cinta kasih dalam kehidupan sehari-hari. Film ini menjadi bukti bahwa pesan moral bisa disampaikan dengan cara yang menyenangkan dan efektif.