Sebuah momen berkesan terjadi saat Presiden Indonesia mengunjungi Singapura dalam rangkaian pertemuan kenegaraan. Dalam kunjungan tersebut, pemimpin Indonesia diberi kehormatan untuk menamai salah satu jenis anggrek yang ada di kota itu sebagai bentuk penghargaan diplomatik. Peristiwa ini mencerminkan hubungan erat antara kedua negara dan tradisi unik dari Singapura.
Kehadiran Prabowo Subianto di Parliament House disambut langsung oleh pemimpin Singapura, Tharman Shanmugaratnam. Nama bunga yang dipilih adalah 'Paraphalante Dora Sigar Soemitro', sebuah penghormatan pribadi kepada almarhumah ibunda sang presiden. Tanaman hibrida ini dikenal karena keindahan dan produktivitasnya, dengan tangkai bunga tegak serta kuntum-kuntum besar yang tersusun rapi. Karakteristik fisiknya sangat istimewa, mulai dari kelopak bintang berwarna merah muda hingga bibir emas bertotol marun yang menciptakan kesan elegan.
Tidak hanya memberikan penjelasan tentang spesies bunga tersebut, CEO Singapore National Parks, Hwang Yu-Ning, juga menyerahkan buku berjudul ‘Singapore’s Orchid Diplomacy’. Buku ini memuat informasi mendalam mengenai peran anggrek dalam diplomasi negara tersebut. Momen ini menjadi simbol persahabatan yang kuat dan saling menghormati antara dua bangsa, sekaligus menunjukkan pentingnya nilai-nilai budaya dalam menjalin kerja sama internasional.
Kehadiran nama bunga yang berkaitan dengan figur pribadi penting bagi seorang pemimpin mencerminkan betapa pentingnya penghormatan dalam hubungan diplomatik. Ini juga menunjukkan bahwa diplomasi tidak selalu berbentuk perjanjian formal, tetapi bisa berupa langkah-langkah simbolis yang mendalam seperti penamaan anggrek. Melalui tindakan sederhana namun penuh makna ini, kita dapat belajar bagaimana penghormatan dan apresiasi mampu mempererat ikatan antarnegara secara lebih manusiawi.