Sebuah momen emosional terjadi di jagat maya saat lagu "Seribu Pelukan" karya Raissa Ramadhani mendadak menjadi sorotan. Kehadiran lagu ini di media sosial tak lepas dari kabar meninggalnya Bunda Iffet, seorang tokoh penting dalam perjalanan karier Grup Band Slank. Publik menggunakan lagu ini sebagai bentuk penghormatan dan ungkapan kesedihan atas kepergian sosok yang begitu berpengaruh dalam dunia musik Tanah Air.
Kesadaran akan makna mendalam dalam lirik "Seribu Pelukan" membuat banyak orang merasa terhubung secara emosional dengan lagu tersebut. Bagi Raissa sendiri, ini adalah sebuah kejutan menyenangkan karena lagu ini awalnya diciptakan sebagai simbol cinta kepada almarhumah ibunya. Dengan nada penuh rasa, ia mengungkapkan bahwa lagu itu kini telah menjadi simbol universal untuk mengenang sosok-sosok terkasih yang telah tiada.
Dalam wawancara terbarunya, Raissa menceritakan bagaimana ia pertama kali mengetahui tentang kepergian Bunda Iffet. Meskipun bukan penggemar fanatik Slank, Raissa tetap mengenal sosok penting yang satu ini. Menurutnya, siapa pun yang berkecimpung dalam industri musik Indonesia pasti familiar dengan nama Bunda Iffet. Kepergiannya memang memberikan dampak besar bagi banyak kalangan.
Musikalitas dan makna lirik "Seribu Pelukan" tampaknya berhasil menyentuh hati banyak orang. Lagu ini menggambarkan betapa sulitnya melepaskan orang yang kita sayangi. Melalui suara dan nada-nada penuh emosi, Raissa berhasil membawa pendengarnya masuk ke dalam cerita pribadi yang sarat makna. Tak heran jika lagu ini kemudian dipilih oleh masyarakat untuk menjadi lambang penghormatan kepada Bunda Iffet.
Banyaknya tanggapan positif dari masyarakat menunjukkan bahwa seni memiliki daya tarik universal. Musik tidak hanya menjadi medium hiburan, tetapi juga jembatan emosional antara satu individu dengan lainnya. Melalui fenomena viral ini, publik diajak untuk mengenang sosok Bunda Iffet dengan cara yang penuh rasa hormat dan kepedulian.
Pesan cinta dan kehilangan yang tersirat dalam "Seribu Pelukan" menciptakan ikatan batin yang kuat di antara para pendengarnya. Lagu ini mengajarkan bahwa meskipun seseorang telah pergi, kenangan dan cintanya tetap hidup melalui karya-karya yang menginspirasi. Dengan demikian, penghormatan terhadap Bunda Iffet melalui lagu ini menjadi bukti nyata bahwa seni dapat menghubungkan jiwa-jiwa yang terpisah oleh waktu dan ruang.