Dalam sebuah karya seni yang dirilis dari pengalaman pribadinya di Bali, artis hip-hop Azealia Banks menyoroti isu global terkait limbah internasional. Ia mengkritik praktik negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa yang memindahkan sampah mereka ke negara berkembang. Menurutnya, tindakan ini mencerminkan opresi lingkungan serta rasialisme yang tersembunyi dalam sistem ekonomi global.
Di tengah panorama alam yang memesona, Azealia Banks merilis video musik yang direkam di Pulau Dewata, Bali, pada musim kemarau lalu. Dalam video tersebut, ia sengaja menampilkan gunungan sampah sebagai simbol ketidakadilan ekologis. Sampah tersebut, menurut penuturannya, berasal dari negara-negara besar di Barat yang secara sistematis "mengeksport" masalah lingkungan mereka ke wilayah lain. Hal ini tidak hanya berdampak buruk bagi ekosistem lokal, tetapi juga menunjukkan adanya diskriminasi struktural yang membebani masyarakat yang lebih rentan secara sosial dan ekonomi.
Dari perspektif seorang jurnalis, kritik yang dilontarkan Azealia Banks mengajak kita untuk melihat ulang bagaimana hubungan internasional sering kali mengabaikan aspek moral demi keuntungan material. Ini adalah peringatan penting bahwa solusi atas krisis lingkungan harus didasarkan pada prinsip keadilan dan tanggung jawab bersama, bukan sekadar pemindahan masalah dari satu tempat ke tempat lain.