Penyebaran informasi pribadi selebriti kini menjadi sorotan di Korea Selatan. Banyak penggemar dan pihak tertentu memanfaatkan akses mudah terhadap jadwal penerbangan artis untuk mendekati idola mereka. Salah satu contoh nyata adalah saat grup musik RIIZE berangkat dari Seoul menuju Los Angeles. Data penerbangan mereka tersebar luas melalui platform anonim online.
Kegiatan ini tidak hanya sekadar berbagi informasi, tetapi juga berkembang menjadi bisnis kecil-kecilan di kalangan penggemar. Sebuah laporan menunjukkan bahwa transaksi penjualan data penerbangan dapat dilakukan dengan harga murah melalui aplikasi chatting seperti KakaoTalk. Para pembeli sering kali menggunakan informasi tersebut untuk mengatur pertemuan langsung atau dokumentasi visual di bandara. Hal ini menciptakan keramaian signifikan sebelum waktu keberangkatan, terutama di Incheon International Airport.
Penggunaan teknologi dan media sosial yang canggih mempermudah distribusi data sensitif semacam ini. Situs jejaring sosial seperti X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter) menjadi sumber utama bagi banyak orang untuk mencari tahu tentang rencana perjalanan para selebriti favorit mereka. Namun, praktik ini mengundang perhatian terhadap privasi individu serta potensi ancaman terhadap keselamatan pribadi para artis. Perlindungan privasi harus lebih diperhatikan agar hubungan antara publik dan selebriti tetap harmonis.
Dengan meningkatnya kemudahan akses terhadap informasi pribadi, masyarakat diharapkan lebih bertanggung jawab dalam menggunakan teknologi. Keseimbangan antara kebebasan informasi dan perlindungan privasi perlu dipertimbangkan secara matang. Dengan demikian, semua pihak dapat saling menghormati tanpa mengorbankan hak-hak individu.