Potensi bencana gempa megathrust di wilayah Sumatera Barat menjadi perhatian serius pemerintah. Dalam sebuah kuliah umum di Universitas Andalas, seorang pejabat tinggi mengungkapkan ancaman yang mungkin terjadi akibat aktivitas tektonik di wilayah tersebut. Menurut Letjen TNI Suharyanto, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ada tiga zona megathrust yang perlu dipantau dengan cermat. Zona-zona ini telah mencatat sejarah gempa besar pada masa lalu, namun salah satunya masih memiliki potensi untuk melepaskan energi dalam waktu mendatang.

Dampak dari gempa megathrust dapat menimbulkan kerusakan signifikan pada infrastruktur vital di Kota Padang. Salah satu lokasi yang rentan adalah Bandara Internasional Minangkabau. Faktor geografis menjadikan bandara ini berada di posisi yang sangat dekat dengan garis pantai, sehingga risiko banjir pasca-gempa sangat tinggi. Menurut analisis awal, area runway hanya berjarak ratusan meter dari bibir pantai, membuatnya rentan terhadap genangan air hingga ketinggian tertentu. Untuk meredam dampak ini, solusi alami seperti penghijauan tepi pantai dengan tanaman penghalang gelombang menjadi alternatif yang direkomendasikan.

Kesiapsiagaan komunitas lokal juga menjadi faktor penting dalam menghadapi potensi bencana ini. Beberapa pantai di Kota Padang memiliki karakteristik bebatuan yang bisa memperparah situasi ketika tsunami terjadi. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat diperlukan untuk menciptakan sistem perlindungan yang efektif. Melalui upaya bersama, Sumatera Barat dapat meningkatkan ketahanannya terhadap bencana alam, sehingga potensi kerugian dapat diminimalisir.

Perlindungan lingkungan dan peningkatan kesadaran masyarakat menjadi kunci utama dalam menghadapi ancaman bencana alam. Dengan langkah-langkah preventif yang proaktif, seperti pembentukan sempadan pantai dan pengelolaan lahan yang lebih baik, kita dapat memastikan bahwa generasi mendatang hidup di dunia yang lebih aman dan berkelanjutan. Kerja sama lintas sektor akan menjadi fondasi kuat dalam membangun resiliensi daerah terhadap bencana alam.