Melalui kisah dramatis yang menggugah emosi, keluarga besar harus berhadapan dengan situasi sulit setelah Emil ditahan oleh pihak berwajib. Aditya, salah satu anggota keluarga, terpukul mendengar kabar penangkapan ini. Sementara itu, Lingga dan Arini segera menuju rumah sakit untuk menemani Pertiwi, yang memberikan kabar buruk tersebut. Meskipun Arini merasa lega atas tindakan hukum terhadap Emil, ia juga khawatir akan kondisi kesehatan Aditya yang semakin memburuk. Di balik jeruji besi, Emil menghadapi tantangan baru ketika ia menjadi korban bullying dari para tahanan lainnya.

Penangkapan Emil membawa dampak signifikan bagi seluruh keluarga. Aditya, yang awalnya dalam kondisi stabil, jatuh sakit akibat stres mendengar berita tersebut. Saat Lingga dan Arini berkunjung ke rumah sakit, mereka dihadapkan pada fakta bahwa hubungan keluarga mulai retak karena perbedaan pendapat tentang langkah hukum yang diambil. Pertiwi, dengan ekspresi sedih, menceritakan bagaimana penangkapan Emil terjadi tanpa banyak kata.

Berada di balik jeruji besi, Emil menghadapi situasi yang tidak mudah. Para tahanan lain tampaknya tidak menyukai sikap Emil, sehingga dia sering kali menjadi sasaran bully. Lingga, yang mencoba menjalin komunikasi dengan Emil, malah mendapatkan respons negatif. Emil tetap menyalahkan Lingga dan Arini atas laporan yang mengakibatkan dirinya masuk penjara. Tegangnya suasana antara mereka bertiga menciptakan dinamika keluarga yang kompleks.

Di tengah semua ini, Arini harus membuat keputusan penting. Ia harus menyeimbangkan rasa lega atas keadilan hukum dengan tanggung jawab sebagai anggota keluarga. Perasaan bersalah mulai menghantui Arini saat melihat kondisi Aditya yang semakin lemah. Ia pun berupaya mencari solusi agar hubungan keluarga dapat diperbaiki tanpa mengorbankan prinsip-prinsip moral yang telah dipertahankan.

Kisah ini menggambarkan betapa sulitnya menjaga keseimbangan antara keadilan dan kasih sayang keluarga. Setiap karakter dihadapkan pada dilema yang memaksa mereka untuk mempertanyakan nilai-nilai yang mereka pegang teguh. Semua ini menjadi cerminan bahwa hidup bukan hanya tentang memilih benar atau salah, tetapi juga tentang belajar memaknai konsekuensi dari setiap keputusan yang diambil.