Ketika Salma tiba di rumah sakit, dia membawa harapan bahwa Argo, orang yang dicintainya, sudah dalam kondisi lebih baik. Namun, realitas yang ditemui jauh dari apa yang dia bayangkan. Suasana hatinya berubah drastis saat melihat Ayunda menangis dan Tania yang tampak terganggu. Ketidakpastian ini membuat Salma bertanya kepada Ayunda tentang keadaan Argo, berharap mendapat kabar baik. Namun, jawaban yang didapatkan hanya menambah beban pikirannya. Seorang perawat muncul dan memberikan informasi yang menghancurkan semangatnya—Argo dalam kondisi kritis. Ini adalah momen yang paling tidak diinginkan oleh Salma, yang datang dengan harapan tinggi namun pulang dengan hati hancur.
Perspektif Will menambah kompleksitas situasi. Dia tiba di rumah sakit mencari Salma, tetapi malah bertemu dengan Ayunda yang marah. Ayunda, dalam keadaan emosional, menyalahkan Will atas semua yang terjadi dan menuduh Tania sebagai penyebab utamanya. Will merasa terkejut mendengar tuduhan tersebut, namun dia tidak punya waktu untuk memikirkannya lebih lama karena harus segera mencari Tania. Ketegangan semakin meningkat ketika dokter keluar untuk memberikan informasi tentang kondisi Argo. Setiap detik berlalu dengan penuh ketidakpastian, membuat semua orang terlibat merasa cemas dan takut akan hasil akhirnya.
Di tempat lain, Roy dan Dinda tengah asyik memilih cincin pernikahan. Momen yang seharusnya menjadi momen bahagia ternoda oleh kehadiran Irish. Roy, yang tertarik pada Irish, tanpa ragu meninggalkan Dinda. Ini bukan hanya sekadar ketidaksengajaan, tetapi juga merupakan pengabaian yang disengaja. Dinda, yang kebingungan mencari Roy, akhirnya menemukannya bersama Irish. Kekecewaan dan rasa dikhianati langsung melanda Dinda, yang merasa bahwa persiapan pernikahan mereka telah hancur berantakan. Ini bukanlah cara yang diharapkan untuk merayakan pernikahan impian.
Dalam situasi yang semakin memanas, Irish menuduh Dinda bersikap munafik dan mengungkapkan rahasia gelap tentang hubungan Dinda dengan William di belakang Salma. Tuduhan ini seperti petir di siang bolong bagi Dinda, yang merasa terpojok dan terperangkap dalam situasi yang sulit. Roy, yang mendengar tuduhan tersebut, merasa bingung dan tidak tahu harus bereaksi bagaimana. Ini bukan hanya soal memilih cincin pernikahan, tetapi juga tentang kejujuran dan integritas dalam hubungan. Setiap kata yang diucapkan Irish seolah-olah menambah beban pikiran Dinda, yang sekarang harus menghadapi dua masalah besar dalam hidupnya.