Di tengah perkembangan perfilman nasional, film animasi Jumbo yang disutradarai oleh Ryan Adriandhy telah mencatatkan pencapaian luar biasa. Dalam waktu dua minggu penayangannya, film ini berhasil menarik lebih dari tiga juta penonton, menjadikannya salah satu film animasi lokal paling sukses dalam sejarah perfilman Tanah Air. Film ini bukan hanya tentang angka kesuksesan komersial tetapi juga menjadi cerita emosional yang menyentuh hati keluarga dan anak-anak di Indonesia. Melalui karakter Don dan Meri, Ryan ingin menyampaikan nilai-nilai persahabatan, keberanian, serta pentingnya menerima diri sendiri dengan segala ketidaksempurnaan.
Dalam sunset golden hour industri perfilman Indonesia, film animasi Jumbo hadir sebagai angin segar bagi pecinta film lokal. Dirilis pada bulan April 2025, film ini langsung mendapatkan sambutan hangat dari berbagai kalangan, terutama keluarga dan anak-anak. Di bawah arahan sang sutradara Ryan Adriandhy, film ini berhasil meraih lebih dari tiga juta penonton dalam kurun waktu dua minggu saja.
Ryan, dalam wawancaranya bersama CNBC Indonesia, menjelaskan bahwa Jumbo tidak hanya merupakan sebuah karya seni visual namun juga perjalanan emosional yang mendalam. Inspirasi film ini berasal dari pengamatan Ryan terhadap anak-anak yang merasa tidak diterima atau dianggap berbeda di lingkungan mereka. Lewat karakter utama Don dan Meri, film ini mengajarkan pentingnya persahabatan, penerimaan, serta keberanian untuk mengenal dan mencintai diri sendiri.
Pembuatan film ini melibatkan lebih dari 400 kreator yang bekerja keras untuk menjaga keseimbangan antara visual yang memukau dan kedalaman emosional yang kuat. "Saya ingin anak-anak dapat menikmati petualangan seru di layar, tetapi juga ingin orang dewasa menemukan makna mendalam di balik setiap adegan," ungkap Ryan.
Kesuksesan Jumbo secara komersial juga turut memberikan dampak positif lainnya. Banyak anak-anak yang terinspirasi untuk menggambar karakter-karakter dalam film ini, yang menurut Ryan adalah bentuk kebahagiaan tak ternilai. Ia juga berharap pencapaian ini dapat memotivasi animator muda di Indonesia untuk terus berkarya dan percaya pada potensi lokal.
Dari sudut pandang jurnalis, kesuksesan Jumbo membuktikan bahwa perfilman Indonesia memiliki peluang besar untuk berkembang jika dibuat dengan sepenuh hati. Film ini tidak hanya menjadi hiburan semata tetapi juga alat pembelajaran bagi anak-anak untuk lebih mencintai diri sendiri dan menerima perbedaan. Melalui karya seperti Jumbo, kita dapat melihat bagaimana seni bisa menjadi media inspirasi dan pengubah pola pikir generasi muda. Mari terus mendukung karya-karya lokal yang sarat akan nilai-nilai positif demi masa depan perfilman Indonesia yang lebih gemilang.