Dalam pertandingan antara Timnas Indonesia melawan Bahrain di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), suporter Indonesia menunjukkan semangat luar biasa dengan meneriakkan yel-yel di sepanjang pertandingan. Namun, aksi ini berujung pada kritik dari pelatih Bahrain, Dragan Talajic, yang merasa bahwa para suporter tidak menghormati lagu kebangsaan negaranya. Meskipun atmosfer di stadion sangat membara dan mendukung semangat sepak bola, tindakan tersebut dianggap tidak pantas oleh pihak lawan.
Pada malam hari Selasa di bulan Maret, tepatnya tanggal 25/3/2025, ribuan suporter hadir untuk menyaksikan pertandingan antara Timnas Indonesia melawan Bahrain di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Di tengah suasana penuh gairah, terdengar sorakan bernada ejekan yang ditujukan kepada pemain Bahrain saat mereka melakukan pemanasan di lapangan. Selanjutnya, ketika lagu kebangsaan Bahrain diputar, sorakan itu kembali terdengar dari tribun penonton.
Dragan Talajic, dalam konferensi pers setelah pertandingan, menyampaikan perasaannya tentang insiden tersebut. Ia mengakui bahwa semangat suporter Indonesia luar biasa dan menciptakan atmosfer yang luar biasa bagi dunia sepak bola. Namun, ia juga menegaskan bahwa perilaku tidak menghormati lagu kebangsaan adalah sesuatu yang tidak dapat diterima dalam konteks olahraga internasional.
Talajic menilai bahwa sikap seperti itu bukan hanya soal rasa hormat terhadap tim lain, tetapi juga bagian dari etika olahraga yang harus selalu dijunjung tinggi.
Di sisi lain, suporter Indonesia sendiri dikenal sebagai salah satu pendukung paling fanatik di Asia Tenggara. Mereka sering kali memberikan dukungan penuh kepada tim kesayangan mereka melalui yel-yel serta atribut suporter lainnya. Namun, insiden ini menjadi perhatian penting tentang pentingnya menjaga sportivitas di setiap ajang olahraga internasional.
Dengan lebih dari 70.000 penonton yang hadir di SUGBK, suasana pertandingan benar-benar membara. Akan tetapi, momen-momen kontroversial seperti ini tentunya perlu dicermati agar ke depannya tidak terulang lagi.
Dari perspektif jurnalis maupun pembaca, insiden ini mengajarkan kita tentang pentingnya sportivitas dan toleransi dalam dunia olahraga. Sepak bola bukan hanya tentang kemenangan atau kekalahan, tetapi juga tentang bagaimana kita saling menghormati satu sama lain. Etika dan nilai-nilai moral dalam kompetisi harus selalu diutamakan demi menciptakan lingkungan yang positif dan adil bagi semua peserta.