Pada sebuah acara memasak di Palembang, Sumatera Selatan, konten kreator Willie Salim menghadapi kecaman setelah 200 kilogram rendang hilang saat proses pemasakan. Kejadian ini menarik perhatian luas dan memicu berbagai reaksi dari masyarakat, terutama karena narasi yang menyudutkan warga setempat. Willie kemudian mencoba meredam amarah publik dengan membuat video permintaan maaf. Namun, banyak netizen yang merasa permintaan maaf tersebut tidak tulus dan hanya bagian dari skenario untuk menjaga citra. Bobon Santoso, seorang kreator kuliner lainnya, juga memberikan tanggapan terkait kurang matangnya persiapan Willie dalam acara ini.
Pada hari Senin (24/3/2025), di wilayah Condet, Jakarta Timur, pembahasan soal insiden rendang hilang semakin memanas. Peristiwa ini bermula ketika Willie Salim, seorang kreator konten memasak, sedang merekam sesi pembuatan hidangan tradisional di Palembang. Saat itu, dia meninggalkan lokasi sementara, dan ketika kembali, ditemukan bahwa sejumlah besar rendang telah lenyap tanpa jejak. Hal ini menimbulkan spekulasi liar di kalangan masyarakat, bahkan beberapa narasi negatif mulai berkembang, yang salah satunya menyalahkan komunitas lokal Palembang.
Dalam upaya menenangkan situasi, Willie akhirnya merilis sebuah video permintaan maaf. Namun, respons ini justru mendapat kritik pedas dari para pengikut media sosialnya. Banyak yang merasa permintaan maaf tersebut hanyalah strategi pemasaran daripada bentuk penyesalan yang tulus. Bobon Santoso, salah satu tokoh di dunia konten kuliner, menyoroti pentingnya persiapan matang sebelum melaksanakan proyek serupa. Menurut Bobon, acara Willie tampak terburu-buru dan lebih difokuskan pada penciptaan konten daripada memperhatikan dampak sosialnya.
Bobon menegaskan bahwa setiap kreator harus sadar akan konsekuensi dari aksi mereka, terutama jika melibatkan komunitas atau budaya tertentu. Ia juga menyarankan agar para kreator lebih bijaksana dalam menghadapi tantangan di lapangan.
Dari sudut pandang jurnalistik, kasus ini menjadi pelajaran tentang pentingnya etika dalam produksi konten. Keterlibatan komunitas lokal tidak boleh diabaikan demi eksposur media.
Sebagai pembaca, kita bisa belajar bahwa setiap langkah kreator konten memiliki dampak signifikan pada masyarakat. Oleh karena itu, profesionalisme dan empati tetap menjadi elemen utama dalam setiap proyek kreatif. Kasus Willie Salim mengingatkan kita untuk selalu menghormati nilai-nilai lokal dan memastikan bahwa setiap tindakan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.