Berita
Kebijakan Tarif Baru AS Goyahkan Stabilitas Ekonomi Global
2025-04-04

Pengumuman kebijakan tarif perdagangan resiprokal oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah memicu kekhawatiran global terhadap potensi perang dagang yang dapat mengancam stabilitas ekonomi dunia. Kebijakan ini menyebabkan kerugian signifikan di pasar saham utama, termasuk Wall Street dan berbagai bursa Asia-Pasifik. Indeks S&P 500 mencatat penurunan harian terbesarnya sejak tahun 2020, dengan kerugian nilai pasar gabungan hampir mencapai USD2,4 triliun. Selain itu, Dow Jones Industrial Average dan Nasdaq Composite juga turun tajam, sementara pasar saham di Jepang, Korea Selatan, dan Australia ikut merosot.

Langkah ini diambil oleh pemerintah AS untuk melindungi industri domestiknya serta menyeimbangkan defisit perdagangan. Mulai berlaku pada awal April, tarif baru ini menerapkan bea masuk hingga 54% untuk negara-negara seperti Uni Eropa dan Tiongkok, yang dianggap memiliki dampak besar terhadap hubungan dagang internasional.

Kebijakan ini mendapatkan kritik dari para analis finansial, termasuk Barclays, yang memperingatkan bahwa ketidakpastian akibat tarif dapat meningkatkan risiko resesi global. Menurut Carl Weinberg dari High Frequency Economics, tarif ini diperkirakan akan menurunkan Produk Domestik Bruto (PDB) AS hingga 10% pada periode tertentu di masa depan. Dampak tersebut juga dapat berdampak buruk bagi pendapatan rumah tangga dan keuntungan korporasi di AS.

Tarif yang lebih tinggi ini diyakini tidak hanya mempengaruhi negara-negara tujuan impor AS tetapi juga berpotensi menimbulkan efek domino pada ekonomi global secara keseluruhan. Para ahli memperkirakan bahwa langkah ini dapat menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia jika tidak ditangani dengan bijaksana.

Banyak pelaku pasar yang khawatir bahwa situasi saat ini dapat memperburuk kondisi ekonomi global. Mereka memprediksi bahwa tekanan pada pasar saham mungkin akan berlanjut sampai ada kepastian atau solusi yang jelas tentang bagaimana konflik dagang ini akan diselesaikan. Meskipun beberapa indikator menunjukkan kemungkinan pemulihan di masa mendatang, tantangan besar masih harus dihadapi oleh semua pihak yang terlibat dalam sistem perdagangan global.

More Stories
see more