Pengelola Taman Hutan Raya Raden Soerjo memutuskan menutup empat lokasi wisata di kawasan Gunung Arjuno-Welirang. Keputusan ini diambil setelah terjadinya longsor besar di Jalan Raya Batu – Mojokerto yang menyebabkan korban jiwa. Penutupan dilakukan untuk menghindari risiko lebih lanjut akibat cuaca ekstrem dan ancaman longsor lainnya di wilayah tersebut.
Lokasi wisata yang ditutup adalah Pemandian Air Panas Cangar, Coban Watu Ondo, Coban Watu Lumpang, serta Wisata Panorama Petung Sewu. Kapan penutupan berakhir masih belum dapat dipastikan karena kondisi alam yang belum stabil. Pengunjung diminta mematuhi peraturan ini demi keselamatan bersama.
Langkah penutupan empat destinasi wisata di kawasan Gunung Arjuno-Welirang diambil sebagai upaya pencegahan atas potensi bahaya yang semakin meningkat. Cuaca buruk telah menyebabkan insiden longsor fatal di sepanjang jalan utama menuju lokasi-lokasi tersebut. Dengan kebijakan ini, pengelola berharap dapat meminimalkan risiko bagi masyarakat umum.
Keputusan penutupan dikeluarkan oleh UPT Taman Hutan Raya Raden Soerjo melalui surat resmi yang ditandatangani Kepala Unit Ahmad Wahyudi. Menurutnya, langkah ini bertujuan untuk melindungi para pengunjung dari ancaman tanah longsor yang terjadi akibat cuaca tidak menentu. Meskipun lokasi wisata tetap aman pada saat longsor terjadi, kondisi lingkungan sekitarnya membuat akses menjadi sangat berbahaya. Sebagai hasilnya, penutupan dilakukan hingga situasi benar-benar aman kembali.
Setelah insiden tragis yang menelan korban jiwa, tim penyelamat langsung melakukan evakuasi dengan maksimal. Namun, operasi pencarian harus dihentikan sementara karena faktor cuaca dan minimnya pencahayaan malam hari. Selain itu, proses pencarian korban juga dibatasi oleh material longsoran yang cukup besar dan sulit dijangkau.
Tim rencananya akan melanjutkan pencarian pada pagi harinya dengan strategi yang lebih matang. Kendaraan yang tertimbun oleh material longsor akan disisir secara detail guna menemukan korban selamat atau mayat yang tersisa. Upaya ini mendapat dukungan dari berbagai instansi terkait, termasuk petugas kepolisian dan relawan lokal. Semua pihak sepakat bahwa stabilitas lahan harus terlebih dahulu dipastikan sebelum membuka kembali lokasi wisata kepada publik.