Sebuah permintaan mendesak telah diajukan oleh Semen Padang FC kepada PT Liga Indonesia Baru (LIB) guna mempertimbangkan penggunaan wasit asing serta perangkat VAR dari luar negeri dalam sisa lima pertandingan BRI Liga 1 musim 2024/2025. Permintaan ini didasari pada kekhawatiran akan persaingan yang semakin ketat, terutama bagi tim-tim yang berada di papan bawah klasemen demi menghindari degradasi. Penasihat tim Semen Padang, Andre Rosiade, dan CEO PT Kabau Sirah Semen Padang (KSSP), Win Bernadino, menyampaikan aspirasi tersebut saat bertemu dengan pihak LIB di Jakarta pada Senin (21/4/2025). Mereka menyoroti sejumlah insiden kontroversial yang dirasa merugikan tim mereka.
Pada pertemuan resmi di kantor PT Liga Indonesia Baru di Jakarta pada hari Senin, 21 April 2025, wakil dari Semen Padang FC menyampaikan keprihatinan mereka terkait penilaian wasit dalam beberapa pertandingan penting. Salah satu contoh utama adalah laga melawan PSIS Semarang pada 17 April 2025. Meskipun berhasil menang dengan skor 3-2, dua gol dari Semen Padang dinyatakan tidak sah oleh wasit setelah intervensi VAR. Insiden ini menjadi puncak dari serangkaian keluhan yang dialami tim selama putaran kedua kompetisi.
Dalam salah satu momen krusial, gol Bruno Gomes pada menit ke-54+3 dinilai offside, meskipun garis merah yang digunakan dalam sistem VAR tampaknya tidak sesuai dengan tata letak lapangan. Selain itu, gol Steward di menit ke-79 juga dibatalkan atas dasar pelanggaran, padahal wasit tengah awalnya menyatakan "play on". Keputusan ini dianggap tidak adil karena kejadian tersebut terjadi sangat dekat dengan wasit dan seharusnya lebih jelas diputuskan di lapangan.
Semen Padang merasa bahwa ada upaya sistematis untuk menjegal mereka, terutama dengan banyaknya kartu kuning dan merah yang diberikan kepada pemain inti mereka. Situasi ini membuat mereka khawatir akan dampak negatif terhadap posisi mereka di klasemen.
Dari perspektif seorang jurnalis, panggilan untuk menggunakan wasit asing dan teknologi VAR dari luar negeri mencerminkan kebutuhan akan transparansi dan keadilan dalam olahraga profesional. Kompetisi sepak bola nasional harus mampu menjaga integritasnya agar semua tim dapat bersaing secara sehat tanpa rasa curiga atau kecurangan. Harapannya, langkah seperti ini dapat meningkatkan kredibilitas liga dan memastikan bahwa hasil pertandingan ditentukan hanya oleh kemampuan para pemain di atas lapangan.