Deddy Mizwar, seorang bintang film ternama, menekankan pentingnya pemahaman mendalam dalam berakting. Menurutnya, menghafal naskah saja tidak cukup untuk menciptakan penampilan yang otentik. Aktor perlu memahami setiap detail kecil dalam cerita, termasuk alasan di balik tindakan karakter mereka. Deddy memberikan contoh tentang sebuah adegan di mana seorang tokoh hanya melirik sesuatu. Aktor harus mempertanyakan motivasi di balik gerakan tersebut dan membedakannya dengan ekspresi lain seperti melotot atau sekadar melihat.
Dalam dunia seni peran, pengabdian terhadap karakter menjadi kunci keberhasilan. Di musim senja perfilman Indonesia, Deddy Mizwar, dikenal lewat film "Opera Jakarta," berbagi wawasan tentang cara baru dalam berakting. Menurutnya, aktor tidak boleh hanya mengandalkan hafalan teks, tetapi harus memahami latar belakang setiap gerakan kecil karakter mereka. Dengan pendekatan ini, aktor dapat menghidupkan karakter secara lebih autentik dan meyakinkan. Deddy menjelaskan bahwa bahkan tindakan sederhana seperti "melirik" memerlukan analisis mendalam agar sesuai dengan konteks cerita.
Sebagai contoh, ketika seorang tokoh melakukan gerakan tertentu, aktor harus bertanya kepada diri sendiri: Apa tujuan di balik gerakan ini? Mengapa karakter memilih untuk melirik daripada bereaksi lainnya? Dengan pemahaman seperti ini, para aktor dapat menciptakan performa yang lebih hidup dan relevan dengan cerita yang ingin disampaikan.
Berkaca pada pandangan Deddy, kita dipertegas akan pentingnya interpretasi mendalam dalam seni akting. Seorang aktor bukan sekadar pelaku yang membacakan dialog, tetapi juga seorang filsuf yang merenungkan makna di balik setiap tindakan karakternya. Ini mengajarkan kita bahwa seni adalah hasil dari kombinasi teknik dan intuisi, serta dedikasi terhadap pemahaman batin manusia.