Pengumuman pemerintahan baru di Suriah menandai langkah penting dalam upaya membangun kembali institusi negara. Presiden Ahmad al-Sharaa menegaskan komitmennya terhadap akuntabilitas dan transparansi sebagai dasar pengelolaan negara. Dalam pidatonya, Sharaa menyampaikan harapan untuk membuka cakrawala baru dalam pendidikan dan kesehatan serta melawan korupsi. Pemerintah baru ini terdiri dari 22 menteri dengan latar belakang beragam, termasuk seorang perempuan yang menjadi bagian dari jajaran tersebut.
Keberadaan pemerintahan ini tidak hanya mencerminkan transformasi internal tetapi juga menunjukkan niat kuat untuk mereformasi sistem. Fokus utama adalah pada pembangunan infrastruktur, pemberantasan korupsi, serta peningkatan layanan publik seperti pendidikan dan kesehatan. Para menteri dipilih berdasarkan kemampuan mereka untuk mengemban tugas besar ini.
Dalam upacara resmi di Istana Kepresidenan Damaskus, Presiden Ahmad al-Sharaa menyampaikan visinya tentang era baru di Suriah. Ia menekankan bahwa reformasi administratif akan menjadi prioritas utama. Melalui pemerintahan baru ini, ia berharap dapat menciptakan sistem yang lebih adil dan bebas dari korupsi. Dengan janji transparansi, pemerintah bertujuan untuk memperbaiki lembaga-lembaga yang telah lama terabaikan.
Sharaa menegaskan bahwa pembangunan negara tidak hanya terletak pada aspek fisik seperti infrastruktur tetapi juga mencakup perubahan budaya birokrasi. Pemerintah akan berfokus pada pengawasan ketat terhadap semua departemen untuk memastikan tidak ada praktik korupsi. Selain itu, pendidikan dan kesehatan menjadi bidang prioritas karena diyakini sebagai fondasi perkembangan bangsa. Masyarakat diharapkan dapat merasakan dampak positif dari kebijakan-kebijakan ini dalam waktu dekat.
Jajaran menteri yang ditunjuk oleh Presiden Sharaa mencerminkan keragaman latar belakang profesional. Salah satu sorotan adalah penunjukan seorang perempuan, Hind Kabawat, sebagai Menteri Sosial dan Tenaga Kerja. Ini menunjukkan komitmen pemerintah terhadap kesetaraan gender dalam struktur kepemimpinan. Setiap menteri memiliki tugas strategis yang sesuai dengan keahlian mereka masing-masing.
Murhaf Abu Qasra sebagai Menteri Pertahanan akan memimpin upaya menjaga stabilitas keamanan nasional. Anas Khattab di Kementerian Dalam Negeri bertanggung jawab atas koordinasi administrasi daerah, sementara Asaad al-Shaibani akan fokus pada hubungan internasional sebagai Menteri Luar Negeri. Bidang lain seperti pariwisata, olahraga, dan teknologi informasi juga mendapatkan perhatian serius melalui penunjukan Mazen al-Salhani dan Abdul Salam Haykal. Dengan struktur ini, pemerintah berharap dapat mewujudkan tujuan-tujuannya secara efektif dan berkelanjutan.