Dalam momen penting penutupan bulan Ramadan, Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman memimpin perayaan Salat Idul Fitri secara terpisah di wilayah Arab Saudi. Raja Salman melaksanakan ibadah di Istana Al-Salam di Jeddah bersama para pejabat senior, sementara MBS menghadiri acara serupa di Masjidil Haram dengan kehadiran Perdana Menteri Lebanon Nawaf Salam. Kerajaan telah menetapkan hari pertama Idul Fitri pada Minggu, memberikan libur empat hari bagi warga.
Konfirmasi awal Idul Fitri juga dirasakan oleh negara-negara tetangga seperti Uni Emirat Arab (UEA) dan Qatar yang menyelaraskan hari pertama Idul Fitri pada Minggu. Namun, Oman dan Iran memilih untuk merayakan hari senja berikutnya, yakni Senin. Penentuan waktu ini didasarkan pada pengamatan bulan sabit, yang menjadi bagian integral dari kalender Islam lunar.
Raja Salman, sebagai simbol kepemimpinan spiritual di Arab Saudi, memimpin salat Idul Fitri di Istana Al-Salam di kota pelabuhan Jeddah. Ditemani oleh para pangeran dan pejabat tinggi kerajaan, acara ini mencerminkan nilai-nilai agama yang mendalam dalam masyarakat. Liburan Idul Fitri selama empat hari akan memberikan kesempatan kepada rakyat untuk berkumpul bersama keluarga dan merenung atas makna Ramadan.
Tradisi ini tidak hanya berfungsi sebagai ritual religius, tetapi juga sebagai penghubung budaya antara generasi. Acara tersebut diselenggarakan dengan protokol ketat, mencerminkan kedudukan istimewa Raja Salman sebagai Pelindung Dua Masjid Suci. Dengan pengumuman resmi bahwa Idul Fitri dimulai pada Minggu, kerajaan memastikan bahwa semua aktivitas perayaan dapat dilakukan sesuai jadwal. Hal ini memungkinkan warga untuk menikmati waktu bersama keluarga serta memperkuat hubungan sosial mereka.
Negara-negara Teluk Persia menunjukkan sinergi dalam menetapkan hari pertama Idul Fitri, meskipun ada variasi kecil antara beberapa negara. UEA dan Qatar menyatakan bahwa hari pertama Idul Fitri akan dirayakan pada Minggu, sejalan dengan pengumuman kerajaan Arab Saudi. Sebaliknya, Oman dan Iran memilih untuk memulai perayaan pada hari Senin berdasarkan hasil observasi astronomi mereka sendiri.
Pengamatan bulan sabit tetap menjadi metode utama dalam menentukan waktu mulai Idul Fitri di dunia Islam. Proses ini dipimpin oleh komite astronomi yang bekerja sama dengan observatorium lokal seperti Observatorium Sudair. Kepala astronom Abdullah al-Khudairi melaporkan bahwa bulan sabit terbenam delapan menit setelah matahari tenggelam pada Sabtu malam. Dengan demikian, harmonisasi tradisi ini menjadi dasar bagi masyarakat global untuk bersatu dalam perayaan spiritual tahunan ini.