Indonesia memiliki potensi besar dalam memanfaatkan dana filantropi untuk pembangunan sosial. Namun, minimnya lembaga pengelola dana perwalian yang kredibel menjadi penghalang signifikan. Dalam diskusi dengan Bill Gates, pendiri Gates Foundation, BGS menyampaikan pentingnya menciptakan sistem pengelolaan dana yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.
Dengan PDB sebesar US$ 1,5 triliun, Indonesia memiliki peluang besar untuk mengumpulkan dana filantropi senilai US$ 30 miliar. Angka ini setara dengan 2% dari total PDB nasional. Sayangnya, banyak dermawan Indonesia yang lebih memilih menyalurkan kontribusinya melalui lembaga luar negeri karena kurangnya keyakinan terhadap sistem pengelolaan dalam negeri.
Situasi ini terlihat jelas selama pandemi Covid-19, ketika sejumlah yayasan lokal seperti Mochtar Riady Foundation dan Tanoto Foundation memberikan bantuan secara internasional alih-alih langsung di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada niat baik, kendala struktural membuat implementasi menjadi sulit.
BGS melihat kesempatan emas dengan membentuk Danantara Trust sebagai jawaban atas kebutuhan akan lembaga pengelola dana perwalian yang handal. Model ini diinspirasi oleh Temasek Trust dari Singapura, yang telah berhasil membangun reputasi global sebagai pengelola aset filantropis.
Pendirian Danantara Trust tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan jumlah dana yang masuk tetapi juga memastikan distribusi yang adil dan efektif. Dengan dukungan dari tokoh-tokoh internasional seperti Bill Gates dan Ray Dalio, keberadaan lembaga ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa percaya di kalangan dermawan domestik maupun internasional.
Untuk memperkuat posisi Danantara Trust, rencana telah disusun untuk membentuk dewan penasehat yang terdiri dari pemimpin dunia dalam bidang filantropi dan investasi. Kehadiran nama-nama besar seperti Bill Gates dan Ray Dalio diyakini dapat memperkuat citra lembaga ini sebagai pusat pengelolaan dana filantropi yang terpercaya.
Kolaborasi ini bukanlah hal baru. Sebelumnya, Ray Dalio dan Bill Gates telah bergabung dalam dewan pendidikan filantropi Tiongkok. Pengalaman mereka dalam membangun kepercayaan publik diharapkan dapat direplikasi di Indonesia melalui Danantara Trust.
Penerapan sistem pengelolaan dana filantropi yang profesional dapat membuka pintu bagi lebih banyak donatur untuk berkontribusi. Selain itu, transparansi dalam operasional lembaga ini akan memastikan bahwa dana yang diterima digunakan secara optimal sesuai dengan tujuan awal.
Tantangan terbesar kedepan adalah bagaimana Danantara Trust dapat menjaga integritasnya di tengah kompleksitas politik dan ekonomi nasional. Dengan dukungan penuh dari pemerintah serta kolaborasi dengan para ahli internasional, lembaga ini memiliki potensi besar untuk menjadi pelopor dalam pengelolaan dana sosial di Asia Tenggara.