Vokalis terkenal, Ariel Noah, baru-baru ini mengeluarkan klarifikasi terkait salah tafsir dari publik soal penggunaan lagu ciptaannya. Beberapa pihak menyatakan bahwa ia memberikan izin bebas untuk menggunakan karyanya tanpa biaya royalti. Namun, dalam wawancara di kanal YouTube Curhat Bang Denny Sumargo, Ariel menegaskan bahwa maksudnya bukan seperti itu. Ia hanya ingin mempermudah proses administrasi dengan menghilangkan keharusan untuk menghubungi langsung dirinya, tetapi tetap menekankan pentingnya pembayaran royalti melalui lembaga resmi.

Dalam diskusi yang berlangsung hangat tersebut, Ariel menjelaskan bahwa kesalahpahaman ini bermula dari pernyataannya yang dianggap sebagian orang sebagai penghapusan sistem royalti. Sebaliknya, ia menyoroti pentingnya Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) sebagai mediator antara pencipta dan pengguna karya musik. Ariel juga menunjukkan bahwa mustahil baginya untuk mengurus setiap permintaan izin satu per satu karena skala luas pemakaian lagunya di berbagai tempat hiburan.

Musisi lain, Ahmad Dhani, sempat merespons pernyataan Ariel dengan kritik pedas. Menurut Dhani, pandangan tersebut membuat citra Ariel tampak sok kaya karena dikira menggratiskan hak atas karyanya. Namun, setelah mendengar penjelasan lebih lanjut, Dhani akhirnya menerima argumen Ariel dan memahami konteks yang sebenarnya.

Ariel lebih lanjut menjelaskan tentang mekanisme ideal dalam pengelolaan royalti. Ia menyebut bahwa pemilik usaha hiburan, seperti kafe atau restoran, harus mencatat daftar lagu yang digunakan dalam pertunjukan mereka. Daftar tersebut kemudian diserahkan kepada LMK untuk diproses sesuai dengan standar industri. Dengan cara ini, hak cipta seniman dapat dilindungi secara efektif tanpa membebani para pelaku bisnis.

Upaya penjelasan Ariel membuka kesadaran akan pentingnya sistem manajemen royalti yang baik. Melalui pendekatan yang lebih praktis dan transparan, diharapkan semua pihak bisa bekerja sama demi mendukung ekosistem musik Indonesia yang lebih adil dan berkelanjutan. Meskipun ada beberapa salah paham di awal, langkah ini menunjukkan komitmen kuat dari para pencipta lagu untuk melindungi hak-hak intelektual mereka secara bijaksana.