Masyarakat, khususnya kaum muda, saat ini menghadapi tantangan baru dalam memaknai cinta dan patriotisme. Fenomena kekecewaan yang menyebar hingga melahirkan tagar Kabur Aja Dulu mencerminkan perasaan yang mendalam. Namun, Najwa Shihab memberikan perspektif baru bahwa kekecewaan justru merupakan bentuk peduli dan cinta terhadap bangsa. Ketika seseorang merasa kecewa, itu berarti ia masih ingin melihat perbaikan.
Kekecewaan tidak selalu menjadi tanda putus asa, tetapi justru dapat menjadi pemicu untuk berbuat lebih baik. Sebaliknya, ketika seseorang benar-benar sudah tidak peduli lagi, itulah tanda kehilangan harapan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami ulang makna cinta dan patriotisme di era modern ini.
Dalam konteks sosial dan politik saat ini, kekecewaan kerap kali dipahami sebagai sesuatu yang negatif. Namun, pandangan Najwa Shihab menawarkan sudut pandang lain bahwa kekecewaan sebenarnya adalah indikator kepedulian. Saat seseorang merasa kecewa terhadap suatu kondisi, hal tersebut menunjukkan bahwa ia masih memiliki rasa tanggung jawab dan keinginan untuk melihat perubahan positif.
Banyak kalangan muda yang mulai merasakan kekecewaan terhadap berbagai isu nasional. Fenomena ini tercermin dari keluarnya unek-unek melalui media sosial. Tagar seperti Kabur Aja Dulu menjadi wadah ekspresi dari perasaan mereka. Namun, bukannya menyerah, kekecewaan ini justru bisa dijadikan momentum untuk introspeksi dan evaluasi diri serta lingkungan. Ketika orang-orang masih mau menyuarakan keresahan, itu berarti mereka belum sepenuhnya kehilangan semangat untuk memperbaiki kondisi bangsa. Dengan kata lain, kekecewaan adalah langkah awal menuju pemulihan dan penyempurnaan.
Ketika seseorang mulai merasa kecewa, itu adalah kesempatan emas untuk melakukan evaluasi dan refleksi diri. Keputusan untuk tetap peduli atau malah menjauh sangat bergantung pada cara kita memandang keadaan. Jika kekecewaan hanya dijadikan alasan untuk kabur, maka hal tersebut akan menghambat kemajuan bersama. Sebaliknya, jika kita mengubah kekecewaan menjadi dorongan untuk bertindak, maka potensi perubahan besar akan muncul.
Najwa Shihab menegaskan bahwa putus asa bukanlah jalan keluar. Ketika seseorang benar-benar tidak peduli lagi, barulah situasi menjadi kritis. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk terus mempertahankan semangat perbaikan. Di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks, keberanian untuk tetap peduli menjadi modal utama dalam membawa perubahan positif. Melalui sikap proaktif dan optimis, kita bisa membangun fondasi kuat untuk masa depan yang lebih baik. Dengan begitu, cinta dan patriotisme tak hanya sekadar kata-kata, tetapi juga manifestasi nyata dari tindakan-tindakan kecil yang dilakukan setiap hari demi kebaikan bersama.