Di tengah tantangan finansial yang cukup berat, PFN berhasil bertahan dengan memanfaatkan satu-satunya kamera Sony A6700 untuk kebutuhan produksi harian. Meski demikian, alat tersebut tidak cukup untuk memenuhi semua kebutuhan operasional. Untuk tetap bisa menjalankan aktivitasnya, PFN mengambil langkah kreatif dengan menyewakan ruang-ruang di gedung tua mereka kepada berbagai pihak seperti café kecil, lembaga bantuan hukum, agen perjalanan ibadah, serta tempat pertandingan burung berkicau.
Dalam suasana penuh dinamika, organisasi PFN menemukan cara unik untuk melanjutkan hidupnya meskipun terbatas oleh fasilitas. Di lokasi yang telah berdiri lama ini, setiap sudut bangunan dikelola dengan maksimal. Sejak beberapa tahun lalu, PFN mulai menyewakan sejumlah area untuk mendukung penghasilan operasional mereka. Tokoh utama dalam cerita ini, Ifan Seventeen, menceritakan bagaimana ide sederhana ini menjadi strategi penting bagi kelangsungan organisasi. Mulai dari coffee shop yang memberikan nuansa hangat pada para pelanggan hingga arena lomba burung berkicau yang ramai pengunjung, setiap penyewaan membawa kontribusi signifikan bagi PFN.
Menariknya, meskipun upaya ini cukup sukses, kebutuhan akan perlengkapan tambahan seperti kamera profesional tetap menjadi prioritas. Dengan semangat pantang menyerah, PFN terus mencari jalan baru untuk berkembang tanpa mengorbankan prinsip dasarnya.
Berpijak dari cerita ini, kita dapat belajar betapa pentingnya kreativitas dan adaptasi dalam menghadapi situasi sulit. PFN menunjukkan bahwa meskipun ada banyak kendala, solusi inovatif selalu dapat ditemukan jika ada kemauan kuat untuk bertahan. Inspirasi ini dapat diaplikasikan dalam berbagai aspek kehidupan, baik di dunia bisnis maupun organisasi sosial.