Dalam sebuah momen refleksi penuh rasa, seorang anak bernama Siti mengungkapkan kenangan manisnya dengan sang ibu. Setelah menunaikan kewajiban spiritualnya, ia mendekati ibunya dengan kehangatan dan rasa penasaran. Ternyata, percakapan singkat itu menjadi perpisahan terakhir mereka. Keheningan menyelimuti keluarga ini setelah Hj. Roesnaeni binti Abdul Halim meninggalkan dunia pada usia 70 tahun, tepat di hari Kamis, 17 April 2025. Kabar duka ini disampaikan melalui media sosial oleh salah satu anaknya, Cici Faramida, yang memukul hati banyak orang.
Di tengah suasana musim semi yang penuh kesedihan, keluarga besar dipenuhi dengan kekhawatiran mendalam. Sebuah dialog sederhana antara Siti dan ibunya ternyata membawa makna lebih dari sekadar pertanyaan biasa. Saat Siti bertanya apakah ibunya baru saja mengunjungi kamar tidur, jawaban singkat "iya, cuma mau pamit" tak disangka akan menjadi kata terakhir dari sosok yang begitu dicintai. Pada malam hari itu, almarhumah Hj. Roesnaeni binti Abdul Halim berpulang dalam damai di usianya yang ke-70. Berita tersebut tersebar luas melalui unggahan emosional oleh putrinya, Cici Faramida, yang mengejutkan banyak kalangan masyarakat dan komunitas seni.
Banyak penggemar dan kolega artis merasa hancur mendengar berita tersebut. Hj. Roesnaeni bukan hanya figur ibu yang lembut, tetapi juga panutan bagi generasi berikutnya. Keluarganya kini menjalani masa berkabung dengan penuh kesadaran bahwa kehadiran beliau akan selalu tersimpan dalam ingatan.
Setiap detik bersama beliau memiliki makna mendalam, dan perpisahan itu menjadi pelajaran penting tentang kehidupan yang efemeris.
Seluruh keluarga dan teman dekat sedang memberikan penghormatan terakhir kepada sosok yang telah menginspirasi begitu banyak orang. Momen-momen terakhir ini menjadi cerminan cinta tanpa batas yang dimiliki oleh seorang ibu.
Seiring waktu berlalu, keluarga berharap dapat menemukan kekuatan dalam keyakinan dan dukungan satu sama lain.
Dalam perspektif jurnalis, kabar ini mengajarkan kita betapa pentingnya menghargai setiap interaksi dengan orang-orang terdekat. Kehidupan bisa berubah secara drastis dalam sekejap mata, dan setiap kata atau tindakan bisa menjadi hal terakhir yang kita lakukan bersama mereka yang kita cintai. Oleh karena itu, mari kita hidup dengan sepenuh hati, menciptakan momen-momen berharga yang tidak akan pernah pudar dari ingatan.