PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada hari Rabu di Jakarta. Acara ini bertujuan untuk membahas beberapa agenda penting, salah satunya adalah penggunaan laba bersih perusahaan tahun buku 2024. Dengan laba bersih sebesar Rp 21,46 triliun yang tumbuh 2,63% secara tahunan, para pemegang saham dan manajemen akan memutuskan rasio pembagian dividen kepada investor. Direktur Utama BNI Royke Tumilaar memperkirakan bahwa rasio dividen dapat meningkat hingga rentang 55%-60%, lebih tinggi dibandingkan dengan rasio historis 40%-50%. Jika asumsi ini benar, maka dividen tunai yang dibagikan diperkirakan berkisar antara Rp 12,88 triliun hingga Rp 13,95 triliun.
Pada Rabu pagi di Jakarta, tepatnya di Ballroom Menara BNI, sebuah acara besar dilaksanakan oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan ini menjadi momen penting bagi seluruh pemangku kepentingan bank tersebut. Salah satu sorotan utama dari rapat ini adalah pembahasan mengenai alokasi laba bersih tahun buku 2024. Direksi BNI, terutama Direktur Utama Royke Tumilaar, telah memberikan sinyal kuat bahwa rasio pembagian dividen mungkin akan mencapai angka yang lebih tinggi daripada biasanya, yaitu sekitar 55% hingga 60%. Angka ini naik signifikan dibandingkan rasio historis yang berkisar antara 40% hingga 50%. Laba bersih yang dicatat selama tahun 2024 sebesar Rp 21,46 triliun memberikan dasar kuat untuk optimisme ini. Dengan perkiraan dividen tunai yang akan dibagikan berjumlah Rp 12,88 triliun hingga Rp 13,95 triliun, investor dapat menantikan penerimaan dividen per lembar saham sekitar Rp 316 hingga Rp 345.
Berita baik ini datang di tengah penurunan harga saham BBNI sepanjang tahun berjalan hingga akhir perdagangan Selasa kemarin, yang mencatatkan koreksi sebesar 15,03%. Meskipun demikian, tingkat dividend yield atau imbal hasil dividen diperkirakan tetap menarik, yaitu sekitar 8,1% hingga 8,8% jika dihitung berdasarkan harga saham saat ini.
Keputusan akhir mengenai pembagian dividen akan ditentukan dalam sidang RUPS hari itu, sehingga semua pihak harus menunggu hasil resmi dari rapat tersebut.
Dalam konteks pasar modal, langkah ini diharapkan dapat meningkatkan daya tarik saham BNI di kalangan investor domestik maupun internasional. Kenaikan rasio dividen juga bisa menjadi indikator positif tentang performa keuangan bank yang solid dan strategi manajemen yang transparan.
Sebagai informasi tambahan, hingga akhir Januari 2025, kinerja BNI menunjukkan pertumbuhan laba sebesar 9,7%, yang semakin memperkuat ekspektasi positif dari para pemangku kepentingan.
Peristiwa ini menunjukkan betapa pentingnya komunikasi yang efektif antara manajemen dan pemegang saham dalam menciptakan nilai jangka panjang bagi perusahaan.
Bagi investor, rapat ini menjadi peluang untuk menilai kembali posisi mereka di pasar modal. Keputusan terkait pembagian dividen tidak hanya mempengaruhi portofolio investasi, tetapi juga mencerminkan arah strategis perusahaan dalam menghadapi tantangan ekonomi global.