Dalam sebuah perubahan besar, Roman Abramovich, seorang oligark Rusia, harus melepaskan kepemilikan klub sepak bola ternama, Chelsea. Penjualan ini terjadi akibat sanksi yang diterapkan oleh pemerintah Inggris pada awal tahun 2022, sebagai tanggapan atas konflik internasional melibatkan negaranya. Selama hampir dua dekade, Abramovich telah membangun Chelsea menjadi salah satu kekuatan dominan di Eropa dengan banyak prestasi gemilang. Namun, semua itu berakhir secara mendadak, dan kini ia bersiap untuk berbagi cerita di balik layar penjualan tersebut.
Melalui wawancara yang akan datang, Abramovich mengungkap proses penjualan yang dipenuhi tekanan serta rencana masa depannya setelah mundur dari dunia sepak bola. Ini bukan sekadar tentang sepak bola; tetapi juga soal dinamika politik, bisnis global, dan ambisi pribadi seorang tokoh kontroversial dalam situasi yang tak terduga.
Roman Abramovich berhasil mengubah klub Chelsea menjadi simbol kesuksesan di kancah Eropa. Sejak mengambil alih klub pada 2003, ia telah memberikan dukungan finansial besar-besaran yang mengantarkan tim menuju berbagai trofi bergengsi. Pencapaian tersebut mencakup lima gelar Liga Inggris dan dua kemenangan dalam Liga Champions. Namun, keputusan pemerintah Inggris untuk menjatuhkan sanksi menandai akhir dari era yang brilian ini.
Abramovich membeli Chelsea pada tahun 2003, saat klub masih berada di posisi rendah di liga domestik. Investasinya membawa revolusi besar, mulai dari merekrut pelatih top dunia hingga memperoleh pemain bintang. Di bawah kepemimpinannya, Chelsea berkembang pesat dan menjadi raksasa yang ditakuti di Eropa. Namun, ketegangan geopolitik antara Rusia dan Barat, serta hubungan yang diduga kuat dengan Vladimir Putin, membuat situasi menjadi semakin rumit. Akhirnya, pada Mei 2022, Abramovich harus melepaskan Chelsea kepada kelompok investor Amerika yang dipimpin Todd Boehly.
Dalam wawancara eksklusif yang akan datang, Abramovich berencana untuk mengungkapkan aspek-aspek intim dari proses penjualan Chelsea. Ia akan menjelaskan bagaimana desakan eksternal dan keputusan pemerintah Inggris mempengaruhi keputusan akhirnya. Selain itu, dia juga akan berbicara tentang langkah-langkah selanjutnya dalam hidupnya pasca-sepak bola.
Wawancara ini tidak hanya akan memberikan wawasan tentang dinamika politik dan bisnis yang mendasari penjualan klub senilai 2,5 miliar poundsterling, tetapi juga tentang refleksi diri seorang pebisnis besar yang tiba-tiba harus meninggalkan jejaknya di dunia olahraga. Abramovich diharapkan akan membahas peran geopolitik, pengaruhnya terhadap keputusan-keputusan strategis, serta visi masa depannya di luar dunia sepak bola. Ini adalah momen penting bagi publik untuk lebih memahami sosok yang telah merubah wajah Chelsea secara drastis selama 19 tahun kepemimpinannya.