Hari Valentine menjadi momen spesial bagi banyak orang untuk mengekspresikan perasaan mereka melalui berbagai simbol, termasuk bunga. Berbagai jenis bunga memiliki makna yang berbeda-beda, mencerminkan pesan unik kepada penerima. Di tengah persiapan Hari Valentine, penjualan bunga biasanya mengalami lonjakan signifikan. Mawar merah, mawar pink, dan mawar putih menjadi beberapa varietas yang paling dicari. Industri perdagangan bunga potong juga menjadi salah satu sektor ekonomi global yang cukup besar, dengan volume perdagangan mencapai US$10 miliar pada tahun 2023.
Belanda dikenal sebagai pemimpin dalam industri ekspor bunga dunia, menyumbang sekitar 40% dari total ekspor global. Negara ini terkenal dengan keragaman varietas bunganya yang populer di setiap musim. Musim semi membawa kepopuleran bunga seperti daffodil, hyacinth, violet, dan tulip, sementara musim panas disambut dengan petunia, ice flower, dan bunga matahari. Musim gugur tidak ketinggalan dengan aster dan anemon yang menjadi favorit.
Berbagai negara lain juga berpartisipasi aktif dalam pasar ekspor bunga global. Menurut data Observatory of Economic Complexity (OEC) pada 2023, Colombia menduduki posisi kedua dengan 20,7% pangsa pasar, diikuti oleh Ekuador dengan 11%. Kenya dan Ethiopia juga masuk dalam daftar sepuluh besar, menunjukkan pentingnya industri ini bagi ekonomi Afrika. Tidak ketinggalan, China, Nigeria, Kanada, Malaysia, dan Thailand turut berkontribusi meskipun dengan persentase lebih rendah.
Industri bunga global menunjukkan dinamika yang kuat, dengan Belanda memegang kendali mayoritas. Namun, partisipasi negara-negara lain juga tak dapat diabaikan, menunjukkan bahwa permintaan dan produksi bunga adalah fenomena global yang melibatkan berbagai wilayah dan budaya. Lonjakan penjualan menjelang Hari Valentine hanya merupakan salah satu contoh bagaimana bunga menjadi media penting dalam ekspresi emosi manusia.