Dalam rangka menghadapi pertandingan mendatang, pasangan ganda putra Bagas Maulana dan Muhammad Shohibul Fikri menunjukkan kesiapan mereka dengan strategi yang berbeda dari biasanya. Meskipun tanpa kehadiran pemain lain seperti Ben Lane dan Sean Vendy dari tim Inggris, mereka tetap mempertahankan sikap waspada dan fokus pada performa individu. Selain itu, kondisi fisik maupun mental kedua atlet ini terjaga dengan baik, serta tetap siap untuk kemungkinan reuni di lapangan.

Kesiapan Mental dan Strategi Baru

Bagas dan Fikri menegaskan pentingnya adaptasi dalam persiapan kali ini. Dengan tidak adanya Leo sebagai rekan sebelumnya, mereka harus lebih fleksibel dalam mempersiapkan diri. Fokus utama mereka adalah pada peningkatan performa individu serta menjaga mental agar tetap stabil saat bertanding melawan lawan-lawan tangguh meskipun beberapa pemain unggulan absen.

Situasi yang sedikit berbeda ini mendorong mereka untuk mengubah pendekatan latihan. Mereka menyadari bahwa meskipun beberapa pemain inti Inggris tidak hadir, perlombaan tetap memerlukan kewaspadaan tinggi. "Jangan lengah dan tetap fokus," kata Bagas, menyoroti pentingnya sikap mental yang kuat selama pertandingan. Fikri juga menambahkan bahwa kondisi fisik mereka saat ini sangat baik, sehingga perhatian utama adalah menjaga pola pikir agar tetap positif dan terfokus pada tujuan akhir.

Potensi Reuni dan Keakraban Pasangan Lama

Di tengah latihan yang intens, Bagas dan Fikri mengungkapkan kesiapan mereka jika harus kembali berpasangan. Keduanya memiliki pengalaman panjang bersama, yang membuat mereka memahami satu sama lain dengan baik. Latihan mereka pun sering kali bergiliran, menciptakan dinamika baru yang membantu mereka tetap segar secara taktis.

Melalui enam tahun bermain bersama, Bagas dan Fikri telah membangun hubungan kerja yang solid. Mereka saling memahami kebiasaan dan pola permainan masing-masing, sehingga transisi kembali ke pasangan lama menjadi lebih mudah. "Kami masih tahu bagaimana cara bermain di lapangan," ungkap Bagas, menunjukkan rasa percaya diri mereka jika harus dipertemukan kembali sebagai pasangan resmi. Hal ini memberikan peluang besar bagi tim nasional untuk memaksimalkan hasil di kompetisi mendatang, dengan kombinasi pengalaman dan semangat baru yang dimiliki oleh kedua atlet tersebut.